Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT. Pulo Mas Jaya, Landi Rizaldi, mengeluhkan masih adanya tujuh kuda di area Pulo Mas. Padahal area yang kini tengah dipersiapkan sebagai venue berkuda Asian Games 2018 itu harus steril dari binatang demi mendapatkan sertifikat dari World Organisation for Animal Health (OIE).
Menanggapi pernyataan pihak PT. Pulo Mas Jaya tersebut, Pordasi DKI menyebut kalau mereka sudah menyurati Landi Rizaldi untuk membicarakan pemindahan kuda pada Agustus lalu. Namun justru PT. Pulo Mas Jaya yang menolaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alex kecewa karena manajemen PT Pulo Mas langsung membongkar dan meratakan kandang kuda di sana, di saat kontingen Jakarta tengah berlaga di PON 2016 lalu yang berujung gelar juara umur di cabor berkuda.
"Kita berangkat ke PON Jabar membela DKI mati-matian, eh pulang-pulang kandang kuda sudah rata," keluh Alex dalam pernyataannya kepada detikSport.
"Kita juara umum PON lho. Tapi pulang pulang balasannya kandang kuda kita diratakan," sambungnya.
Lebih lanjut, Alex mengungkapkan pihaknya tidak keberatan memindahkan kuda-kuda yang masih bertahan di Pulo Mas asalkan penggantinya sudah disiapkan.
![]() Ketua Pordasi DKI Alex Atmasoebrata |
"Kami siap pindah. Tolong dijelaskan pindah ke mananya di Jakarta. Jangan asal nyuruh pindah saja. Penggantian lapangan pacuan kuda dimana..? " sahutnya.
Tentang ancaman PT. Pulo Mas yang akan menggunakan jalur hukum, Alex bahkan akan menuntut mereka karena telah mencemarkan nama baik Pordasi Jakarta yang dianggap menghalang-halangi proses renovasi pacuan kuda.
"Kita justru akan tuntut mereka terlebih dahulu. Terutama kaitan perusakan terhadap aset aset kita. Itu mereka lakukan saat kami berada di Bandung, saat PON kemarin. Ketika kami kembali semua aset aset kita rusak bahkan banyak yang hilang."
"Mereka dulu yang memulai, saya layani. Kita segera adukan mereka ke kepolisian," demikian dia.
(ads/mrp)