Belum lama ini, Wakil Presiden INASGOC (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee) alias panitia lokal Asian Games 2018, Muddai Madang, mengungkapkan kegelisahan soal dana minim dalam persiapan event tersebut. Akibatnya, honor beberapa personil panitia belum terbayar, INASGOC juga belum memiliki kantor besar.
Baca Juga: Panitia Lokal Curhat Soal Dana Minim Asian Games 2018
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat olahraga, Tommy Apriantono, prihatin dengan kejadian tersebut. Sudah saatnya pemerintah mengevaluasi kepanitian Asian Games 2018 secara menyeluruh.
"Saya prihatin karena banyak pelaku olahraga yang tersangkut korupsi. Jika merunut ke belakang seperti PON 2007, Riau 2012, dan SEA Games 2011, semuanya berbuntut korupsi," kata Tommy ketika berbincang dengan detikSport, pada Jumat (23/12/2016).
"Nah kembali ke Asian Games, harusnya KOI berpikir dulu masa sih buat sosialisasi saja sampai habis Rp 60 miliar. Untuk apa promosinya? kenapa malah dipilih enam kota, bukan ke negara-negara lain? Karena kalau untuk promosi harusnya atletnya saja yang latihannya digebyarkan," ucap dia.
"Untuk sekarang ini, menurut saya, pemerintah harus turun tangan mengevaluasi kinerja kepanitiaan Asian Games 2018 dan pengurus KOI secara keseluruhan. Karena kalau mau reformasi total ya harus mengubah semua lini. Jadi, pelaku-pelaku olahraga ini jangan hanya mengkritisi tapi (ternyata) ambil peluang juga dan menjadi orang yang sama," imbuh Tommy.
(mcy/fem)