Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Komunikasi Publik sekaligus Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, pada Selasa (10/1/2017).
Gatot mengatakan, nama-nama calon yang menduduki posisi di Dewan Disiplin sudah masuk dan sudah ditentukan pada saat pertemuan bersama Badan Standarisasi Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK), Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), dan Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI), di Kantor Kemenpora, Senin (9/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota-anggota Dewan Disiplin berasal dari praktisi hukum, praktisi olahraga/mantan atlet, praktisi medis, dan lainnya. Mereka bertugas untuk melakukan klarifikasi kepada para atlet, untuk diketahui apakah penggunaan zat atau metode anti doping itu diketahui atlet atau tidak, dan disengaja atau tidak.
"Ya, mudah-mudahan pekan ini sudah ditandatangani Menpora dan mereka sudah bisa melakukan rapat pertamanya, sebelum akhirnya hearing dengan atlet bisa dilakukan," ujar Gatot.
Sebelumnya diberitakan bahwa ada 14 atlet yang positif menggunakan doping di PON dan Peparnas 2016, di mana delapan atlet di antaranya berasal dari cabang binaraga. Mereka adalah Roni Romero, I Ketut Gede Arnawa, Rahman Widodo, Kurniawansyah, Zainal, Mualipi, Menhi, dan Iman Setiaman.
Sementara lainnya merupakan atlet menembak Agus Waluyo dan Safrin Sihombing. Kemudian Jendry Turangan (berkuda) dan Awang Latiful H (angkat berat). Sementara dua lainnya adalah atlet Peparnas Adyos Astan (tenis meja) dan Cucu Kurniawan (atletik).
(Baca juga: Ini Atlet-Atlet PON dan Peparnas yang Dinyatakan Positif Doping)
Atlet yang menggunakan doping harus mengembalikan medali yang diraihnya dan tak mendapatkan bonus. Persoalan medali itu juga bisa saja memengaruhi posisi kontingen di klasemen perolehan medali. Terkait hal ini, Gatot tak ingin berspekulasi.
"Mereka (PB PON) belum cerita tentang itu. Nanti pada saat dewan disiplin rapat baru akan ketahuan, bagaimana konsekuensinya. Tetapi, otomatis yang di bawah harusnya naik, sama seperti olimpiade aturannya," ujar Gatot.
"Yang jelas kami tetap mengacu pada aturan saja. Nanti ketahuan pada saat rapat dewan disiplin. Tapi, bukan berarti masuk dalam putusan dewan disiplin karena itu merupakan ranahnya PB," pungkasnya. (mcy/mfi)