"Jadi begini, ada beberapa cabor yang masuk ke Olimpiade. Karena itu kita diberi kesempatan oleh Dewan Olimpiade Asia (OCA) untuk menambah cabang olahraga, jadi bukan mengganti. Surfing itu kan sudah masuk dalam cabor Olimpiade di Tokyo nanti, jadi otomatis masuk di Asian Games juga," kata Muddai dalam sambungan telepon dengan wartawan, Selasa (31/1/2017).
Muddai menambahkan masuknya surfing menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk menambah pundi-pundi medali. Terlebih, Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB -PSOI) menjanjikan dua medali bisa direbut di multievent negara-negara se-Asia itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain surfing, sepatu roda menjadi salah satu cabor yang disetujui oleh OCA untuk dipertandingkan di Asian Games. Namun, menurut Muddai, hal itu sulit dilakukan karena INASGOC harus memilih cabor lain yang memungkinkan sebagai pengganti.
"Agak sulit sepertinya karena kalau sepatu roda mau dimasukkan harus ditukar dengan cabor lain. Selain itu, jika ingin dilombakan tentu harus ada peserta dari negara lain, tetapi ini sepertinya peminat dari negara peserta juga kecil. Selain itu, di level Asia juga kita masih kalah. Jadi buat apa memberikan medali ke lawan," kata mantan Ketua KONI Sumatera Selatan ini.
Di sisi lain, Muddai menuturkan bahwa untuk masalah venue memang belum diputuskan. INASGOC disebutnya masih harus berkoordinasi dengan pemerintah. Sebelumnya muncul Lampung dan pantai Cimaja, Jawa Barat, yang menjadi opsi venue pertandingan surfing.
"Walaupun tidak besar-besar venuenya tapi kan tetap harus dibangun karena itu kita masih rundingkan seperti apa," tuturnya.
(mcy/krs)











































