.webp)
Fadli bersyukur tumbuh sebagai atlet. Bapak satu anak itu tak butuh waktu panjang untuk comeback setelah kecelakaan serius di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, 7 Juni 2015.
Instruktur Astra Honda Racing dan pendiri 43 Racing School itu tak meninggalkan dunia balap. Dia mengalihkan adu cepat di balap motor ke arena sepeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat balap sepeda, Fadli malah bisa merintis jalan dan target sampai empat tahun ke depan. Dia bertekad untuk bisa mewakili Indonesia di kancah dunia.
"Seperti apapun keadaan kita, jangan sampai menghalangi kita. Dari balap sepeda ini contohnya. Ada kelasnya masing-masing, mulai amputasi di bawah lutut, cacat permanen di bawah pinggang, malah di atas saya ada yang dua-duanya tapi punggungnya masih ada. Bahkan, punggungnya enggak bisa masih ada lagi," tutur Fadli, Kamis (8/2/2017).
"Intinya apapun itu tidak ada alasan buat tidak bisa berprestasi. Memang apapun yang terjadi adalah jalan yang terbaik buat kita.
[Baca Juga: Berkat Hobi Nggowes, M. Fadli Jalani Periode Kedua di Lintasan Balap]
"Ahamdulillah keluarga mendukung, lingkungan juga mendukung. Yang paling penting ternyata kehidupan olahraga dan berkompetisi itu yang bikin mental saya kuat.
"Sekarang saya berpatokan kalau saya harus menang dalam berkompetisi dalam hidup, jangan dikit-dikit menyerah," ucap suami Diah Astri Astyavi itu.
Dalam waktu dekat Fadli akan turun di Kejuaraan Asia Para-Cycling 2017 di Bahrain mulai tanggal 24 Februari sampai 3 Maret. Fadli akan ambil bagian dalam nomor ITT kategori C4 (kategori atlet yang memiliki luka di bawah lutut). (fem/krs)
