Gatot mengisi jabatan tersebut memenangkan bidding terbuka jabatan Sesmenpora pada awal bulan November 2016. Saat itu, bidding dibuka tidak hanya untuk jabatan Sesmenpora, tapi Deputi 1, dan Deputi 2. Total ada 25 calon yang ikut dan sebagian besar dari eksternal khususnya TNI dan beberapa angkatan.
Kemudian tes uji kelayakan diserahkan kepada Presiden RI Joko Widodo dalam sidang Tim Penilai Akhir pada 10 Februari 2017. Sepekan kemudian, 17 Februari, keluarlah Keputusan Presiden bernomor 32/TPA.tahun 2017 tentang pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan pimpinan tinggi madya di lingkungan kementerian pemuda dan olahraga. Di sana tercantum nama Gatot S. Dewa Broto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca Juga: Gatot S. Dewa Broto Dilantik Sebagai Sesmenpora]
"Banyak tugas yang harus dilakukan. Seperti kita ketahui Juni lalu, Kemenpora mendapat disclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan. Saya bersama seluruh jajaran akan berusaha sedapat mungkin untuk menghilangkan predikat itu dari Kemenpora dan itu bukan pekerjaan gampang tetapi pasti bisa," kata Gatot, usai pelantikan di Audotorium Wisma Kemenpora pada Jumat (24/2/2017).
"Yang kedua adalah melakukan integrasi yang baik. Kami akan melakukan sinkronisasi di beberapa internal Kemenpora karena ada banyak hal yang belum optimal.
"Yang ketiga, jika media melihat ketika masuk ruangan audotorium ini kan wajahnya tidak enak, Menegpora. Ini tidak zamannya lagi, jadi harus segera diperbaiki. Jadi poinnya dari segala bentuk penampilan, tata kelola, keseragaman, dan keinginan Bapak menteri agar IT base bisa diterapkan.
"Jadi misalnya saya kemana atau Bapak menteri kemana, itu kita tidak perlu disposisi konvensional. Klik saja e-office sudah selesai. Terakhir, saya juga akan mendorong agar tidak hanya olahraga saja yang bunyi, tetapi pemuda juga," ucap dia.
(mcy/fem)











































