Bunyi letupan senapan tanda start memecah keheningan pagi buta di kawasan Putrajaya, Malaysia, Sabtu (19/8/2017). Arloji baru menunjukkan pukul 06.00 waktu setempat, kurang lebih pukul 05.00 waktu Jakarta, tapi saat itulah 16 pelari top Asia Tenggara mulai mengayunkan kaki dan beradu ketahanan dan kecepatan. Mereka harus melahap lintasan sepanjang 42,195 kilometer pagi tadi.
Agus, 31 tahun, salah satu di antaranya. Pelari Indonesia yang juga anggota TNI AD itu perlahan-lahan membuka jarak seiring jalannya perlombaan, tapi ia ditempel ketat oleh atlet Singapura, Soh Rui Yong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka saat melintasi garis finis di posisi dua, pelari kelahiran Bogor itu diselimuti perasaan campur aduk. Dia cukup puas sudah bisa mengerahkan upayanya yang terbaik, tapi kecewa gagal memberikan emas untuk Indonesia yang masih dibalut suasana perayaan kemerdekaan.
"Sebenarnya saya pengin sekali bisa memperjuangkan medali emas karena ini masih suasana kemerdekaan. Tapi, ya medali ini saya persembahkan untuk hari ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-72," Agus berujar seusai lomba, dengan keringat yang masih bercucuran.
Tapi boleh jadi kegagalan meraih emas kali ini bisa jadi pemicu untuknya. Agus masih akan tampil di dua nomor lain, yakni di lima ribu meter dan 10 ribu meter. Enggan mengumbar-umbar target, Agus cuma bertekad tampil semaksimal mungkin.
"Saya masih ada waktu seminggu untuk recovery. Saya akan fokus juga di nomor lima ribu meter dan 10 ribu meter. Cukup tidak cukup waktu jeda akan saya manfaatkan sebaik mungkin. Target? Lakukan yang terbaik," ujarnya sembari menebar senyum.
(raw/fem)