Satlak Prima memegang tanggung jawab mendmapingi atlet-atlet elite Indonesia ke SEA Games 2017 pada Agustus. Tapi,Indonesia justru mencatatkan prestais terburuk sepanjang sejarah SEA Games, sejak 1977.
Satlak Prima pun disorot dan bakal dievaluasi besar-besaran oleh pemerintah. Satlak Prima memang bentukan pemerintah dan berjalan dengan Kepres tahun 2010.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca Juga: Tolak Rencana Restrukturisasi, Satlak Prima Juga Klaim Jumlah Personel Ideal]
Direktur SDM Satlak Prima Setia Dharma Madjid mengatakan kegagalan di SEA Games disebabkan uji coba sampai uang saku dan peralatan yang terlambat. Itu pun bukan dari satlak prima, tapi ketentuan pemerintah. Satlak Prima, disebutnya, tidak memiliki keleluasaan dalam mengambil keputusan, termasuk soal anggaran.
"Bahwa tidak tercapainya prestasi bukan dari kurus atau gemuknya Satlak Prima. Ini karena programnya tidak jalan saja. Program tidak jalan juga ada sebabnya," kata Dharma kepada detikSport pada Kamis (14/9/2017).
"Karena itu saya aneh orang melihat Satlak Prima-nya. Selain itu, yang turun paling rendah hanya Indonesia dari sejak Singapura 2015. Paling banyak turunnya justru Thailand. Jadi dampak dari Malaysia ingin menjadi juara umum segala macam," Dharma menambahkan.
[Baca Juga: Menpora Bakal Restrukturisasi Satlak Prima]
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR, RI, Selasa (12/9/2017), Ketua Satlak Prima, Achmad Soetjipto, berkilah kalau melesetnya target Indonesia sangat dipengaruhi oleh ambisi, sikap , dan perilaku tuan rumah diyakini menyebabkan perolehan medali negara-negara lain menjadi menurun.
Dia mencontohkan Thailand. Pada saat SEA Games 2015 mereka meraih 95 medali emas, kini 72 medali emas. Rasio persentase penurunannya 24,21 persen. Apa yang dialami Thailand juga terjadi pada Singapura. Dari sebelumnya ketika mereka menjadi tuan rumah SEA Games 2015, meraih 94 medali emas, menjadi 57 medali emas, dengan rasio persentase penurunan 32,14 persen.
Vietnam dari sebelumnya 73 medali emas, tahun ini meraih 58 medali emas, dengan rasio penurunan persentase 20,54 persen. Indonesia menjadi yang terkecil persentasenya yaitu 19,14 persen.Kendati jumlah medali tahun ini paling kecil 38 medali emas, dari sebelumnya 47 emas.
"Bisa dilihat yang turun paling rendah cuma Indonesia saat SEA Games Singapura, paling parah justru Thailand. Apakah itu dibilang gagal? itu saja. Jadi orang harus melihat secara menyeluruh. Sudah begitu dibongkar organisasinya? Ya tidak begitu," katanya.
Begitu juga soal uji coba beberapa cabang olahraga yang batal dalam persiapan menuju SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Menurutnya, bukan seluruhnya kesalahan dari Prima.
"Uji coba memang kami yang urus tapi cabor langsung keuangan Kementerian. Jika uangnya tidak turun, itu bukan Prima dong. Kami tidak pegang uang, tidak punya wewenang. Jadi gagal uji coba karena murni uang belum turun dan itu tanya ke sana, bukan Prima," ucap dia.
"Induk organisasi itu jika dalam tiga bulan tidak memasukkan rencananya 1 tahun, atau mendadak ya tidak kami terima. Maka itu, jika sekarang uangnya turun mendadak saat mereka akan berangkat, ada ketentuan lagi dari Setneg, nah itu bukan urusan kami lagi. Jadi jika sampai terjadi miss di keuangan itu bukan di Satlak Prima," dia mengatakan.
Sebagai catatan, Indonesia juga tiba-tiba menjadi juara umum pada SEA Games 2011. Waktu itu, Indonesia menjadi tuan rumah dan memperebutkan medali emas dari beberapa cabang olahraga yang tak lumrah di SEA Games.
(mcy/fem)