Bridge bakal memperebutkan enam medali emas pada Asian Games mulai 18 Agustus sampai 2 September 2018, dari empat nomor tim dan dua pasangan. Dari nomor-nomro tersebut, PB GABSI dipatok meraih dua medali emas oleh Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dengan potensi dari men team, mix team, supermix team, dan women team.
"Sebenarnya bridge itu dari dulu sudah melakukan pelatnas secara berkesinambungan, dari mulai junior hingga senior. Kami juga kerap mengirim mereka untuk ikut serta kejuaraan berbagai negara. Jadi, satu dua medali emas kami percaya bisa dapatkan itu," kata Eka Wahyu kepada detikSport, Senin (25/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mendatangkan dua pelatih kelas dunia bridge, salah satunya Eric Kokish. Mereka adalah pelatih Eropa dan Amerika berpengalaman mencetak atlet juara dunia. Kami juga akan ada uji coba, terdekat kejuaraan dunia bridge di China pada Desember 2017, kemudian kejuaraan Asia Pasific pada tahun depan. Selain itu, kami juga ingin ada tiga kali uji coba pada tahun depan di luar Asia," kata Eka.
Namun sebelum program itu benar-benar diterapkan, Eka ingin ada kepastian lebih dul u dari Satlak Prima terkait SK atlet Asian Games juga jumlah uji coba yang disetujui. Menurut rencana, Eka akan memanggil 32 atlet ke pelatnas, ditambah empat pelatih, dan asisten pelatih. Jumlah atlet itu sudah berikut dengan pelapisnya.
"Tapi kami belum bisa memutuskan apapun sebelum ada SK prima. Sebab semua itu biaya mahal. Sementara PB GABSI selama ini sudah swadaya," ujarnya.
"Nantinya jika pelatih asing disetujui Prima, mereka juga tidak akan full time di Indonesia karena bridge ini tidak seperti olahraga lain yang pelatihnya harus mendampingi setiap hari. Jadi setelah diberikan briefing, pemain akan diberi pelatihan seminggu dua minggu. Setelah pelatih kembali, kami akan komunikasi melalui internet, kemudian diskusi. Akan begitu seterusnya," katanya.
(mcy/fem)