Direktur Utama Pusat Pengelolaan GBK, Winarto, mengatakan enam venue GBK memiliki standar internasional sesuai dengan mandat Asian Games. Termasuk sistem keamanan.
Khusus pada SUGBK akan dilengkapi kamera pemantau (CCTV) 7K di sejumlah titik. CCTV hasil kerja sama dengan Jepang senilai USD 4 juta (setara dengan Rp 53,6 miliar) itu bisa merekam sekaligus mendeteksi aktivitas penonton dan merekam detail wajahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem ini juga tersambung langsung dengan data base dari Detasemen Khusus 88. Sehingga, jika ada teroris kemudian kamera akan mencocokkannya, jika cocok maka alarmnya akan berbunyi," ujar dia kemudian.
Tidak hanya merekam wajah per orang, kamera itu juga dapat mendeteksi barang atau wujud yang tidak bergerak. Jadi, jika ada barang tertinggal kamera bakal memberikan tanda khusus.
"Misalnya tas tanpa pemilik. Kamera ini bisa mendeteksi bahwa ada barang tercecer (tertinggal). Alarm juga akan berbunyi jika ada barang mencurigakan karena normalnya semua akan bergerak. Sehingga, orang tahu bahwa ada barang mencurigakan," Winarto menjelaskan.
Winarto mengatakan alasan difokuskan di SUGBK karena pihaknya memberikan perhatian ekstra untuk acara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018. "Kawasan itu merupakan area sensitif," katanya.
Selain akan menggunakan CCTV berkualitas tinggi, SUGBK akan melengkapi SUGBK dengan pengamanan tiga lapis. Salah satunya berupa kanal mengelilingi SUGBK.
"Kami memberi perhatian terhadap keamanan penonton. Jangan sampai kejadian petasan bisa lolos ke dalam stadion seperti peristiwa yang terjadi baru-baru ini," kata Winarto.
(mcy/fem)