KONI Janji Kerja Ekstra untuk Penuhi Target 10 Besar Asia

KONI Janji Kerja Ekstra untuk Penuhi Target 10 Besar Asia

Mercy Raya - Sport
Kamis, 19 Okt 2017 19:20 WIB
Gatot S. Dewa Broto mengumumkan pembubaran Satlak Prima di Kantor Kemenpora, Kamis (19/10/2017). (Rengga Sancaya/detikSport)
Jakarta - Sebagai pengawas, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) berkomitmen untuk memenuhi target sepuluh besar Asia. Mereka menyadari waktu pendek untuk bersiap.

Optimisme KONI itu disampaikan langsung oleh Ketua KONI, Tono Suratman, yang hadir dalam rapat teknis antara Kemenpora, KONI dan stakeholder olahraga lainnya di Kantor Kemenpora, Kamis (19/10/2017).

Tono menuturkan akan melanjutkan tugas Satuan Pelaksana Program Indonesia emas sambil menunggu arahan dari Menpora Imam Nahrawi. Termasuk mewujudkan target 10 medali emas di Asian Games 2018 Jakarta Palembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Baca Juga: Satlak Prima Bubar: PB dan NPC Tanggung Jawab Bina Atlet, KONI Pengawas]

"Sesuai dengan permintaan dari pemerintah yaitu sepuluh besar. Dalam waktu kurang dari sepuluh bulan, kami akan bekerja keras dan mudah-mudahan itu bisa tercapai," kata Tono, usai pertemuan.

Tono, yang pernah menjabat sebagai Panglima Daerah Militer VI/Tanjung Pura itu, yakin KONI mampu beradaptasi dengan cepat untuk menjalankan tugas sebagai pengawas. Itu karena dia pernah memiliki pengalaman sebagai Ketua Satlak Prima periode 2010-2011.

"Kurang lebih misi organisasi tidak jauh berbeda dengan Achmad Soetjipto. Saya yakin dan percaya dengan pengalaman saya dan juga dari induk-induk cabang olahraga, saya yakin bisa tercapai lebih optimal. Jadi yakin bisa penuhi sepuluh besar? Bisa" Tono mengungkapkan.

Di luar itu, Tono mengatakan, akan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM). Tak terkecuali merekrut mantan Kepala Satlak Prima Achmad Soetjipto sebagai Dewan Penasihat KONI, sesuai usulan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Pertama, saya akan perbaiki kapasitas building atau sumber daya manusianya. Sehingga, saya akan susun pada posisi-posisi yang tepat dan berhasil," kata pria 65 tahun itu.

"Begitu dengan posisi Bapak Achmad Soetjipto sebagai dewan penasihat, secara otomatis akan tetap dibutuhkan. Karena yang namanya mantan-mantan itu kita butuhkan pengetahuan dan pengalaman. Selama kami membutuhkan, kami undang beliau. kami akan bekerja semampu kami," ujar Tono.

(mcy/fem)

Hide Ads