INASGOC Tegaskan Alasan Ketiadaan TV di Kamar Atlet: Nanti Hanya Nonton Saja

INASGOC Tegaskan Alasan Ketiadaan TV di Kamar Atlet: Nanti Hanya Nonton Saja

Muhammad Idris - Sport
Kamis, 15 Feb 2018 15:30 WIB
Foto: Agung Pambudhy/detikSport
Jakarta - Sejumlah atlet mengeluhkan fasilitas di Wisma Atlet Kemayoran. Panitia penyelenggara (INASGOC) menegaskan alasannya.

Pemerintah membangun wisma atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat. Waktu tempuh dari wisma atlet ke kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, bervariasi, antara 40 menit sampai 120 menit.

Waktu tempuh tersebut dinilai tak ideal. Sebab, atlet kelelahan di jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kamar tidur dan kamar mandi di wisma atlet dinilai terlalu kecil untuk mengakomodasi postur atlet yang bongsor. Di antaranya voli dan basket.

fasilitas di wisma atlet juga dinilai kurang. Sejumlah atlet menanyakan ketersediaan kulkas dan televisi. Mereka juga mengeluhkan jaringan wifi yang lambat.

Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC), Erick Thohir, mengatakan fasilitas yang ada di wisma atlet sudah disesuaikan dengan standar yang ditentukan. Dia mengingatkan, agar atlet lebih fokus pada pertandingan.

"Mengenai statement tidak ada TV dan kulkas di wisma, saya rasa standarnya memang seperti itu. Kita bukan bikin apartemen, dan atlet memang diharapkan untuk fokus bertanding, berlatih, dan sosialisasi di wisma atlet. Nanti kalau ada TV di kamar dia hanya nonton saja," kata Erick di Komplek GBK, Jakarta, Kamis (15/2/2018).

Menurutnya, dari evalusasi sementara, pembenahan yang perlu dilakukan yakni penambahan bandwitch internet, serta penambahan bus untuk transportasi atlet dan ofisial.

"Untuk athlete village tidak banyak isu besar. Hanya bus-nya, bagaimana nanti rotasinya. Sedangkan fasilitas, saya rasa semua baik, bahkan kita ada survey. Tapi di sana yang perlu diperbaiki itu bus sama wifi," kata Erick.

Diungkapkannya, evaluasi menyeluruh nantinya akan disampaikannya ke Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Ketua Pengarah Inasgoc. Termasuk soal libur sekolah yang akan dibahas dengan Pemprov DKI Jakarta.

"Saya rasa evaluasi banyak, nanti Senin kita akan laporan ke Ketua Pengarah. Dari hasil laporan ketua pengarah baru akan ada keputusan apa yang harus diperbaiki. Saya rasa yang krusial mengenai transportasi, bagaimana mungkin pihak pemerintah DKI bisa membantu sekolah libur, serta adanya rotasi atau pengurangan jam kantor," Erick menjelaskan.

(idr/fem)

Hide Ads