Korea Selatan menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade musim dingin yang digelar di Pyeongchang pada tahun ini. Untuk bisa menggelar event tersebut pemerintah Korea Selatan telah menghabiskan dana Rp 13 miliar dolar AS.
"Kami telah menghabiskan 10 miliar dolar AS untuk pembangunan infrastruktur dan tiga miliar dolar AS untuk membangun expressway (jalan tol)," ujar Juru Bicara Pemerintah Daerah Provinsi Gangwon, Kim Yong Chul, kepada detikcom bersama rombongan jurnalis dari anggota MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia) di Gangwon Media Center, PyeongChang, Korea Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap Pyeongchang makin maju ke depannya," katanya.
Dengan menghabiskan dana yang begitu besar, Kim juga tidak ingin sarana olahraga yang telah dibangun nantinya akan terbengkalai. Dia ingin venue-venue olahraga tersebut bisa dimanfaatkan sebagai tempat ajang olahraga lain.
"Kami sudah mengalokasikan dana untuk merawat venue-venue setelah nanti Paralimpiade selesai. Ini adalah komitmen kami," katanya.
Tak hanya itu, ajang Olimpiade dan Paralimpiade juga diharapkan bisa menjadi momentum untuk unifikasi antara Korea Selatan dan Korea Utara. Untuk pertama kalinya atlet Korea Utara ikut serta dalam ajang tersebut.
Keinginan warga Korea pun demikian. Hal itu bisa terlihat dari semangat anak-anak maupun dewasa dengan membawa bendera unifikasi Korea yang bergambar peta Semenanjung Korea berwarna biru dengan berlatar belakang putih, saat menyaksikan langsung di venue-venue.
"Tentu itu harapan kami semua," kata Kim menambahkan.
Paralimpiade musim dingin saat ini masih berlangsung. Acara penutupan akan digelar pada 18 Maret mendatang.
-----
Dapatkan 10 merchandise menarik dari detikcom, dengan mengikuti survei ini.
(ads/mfi)