Rapat digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Rabu (21/3/2018). Pertemuan itu juga dihadiri oleh seluruh departemen dari mulai akreditasi, medis, hingga katering.
Khusus basket, manajer venue Istora, Riska Natalia Dewi, mengatakan pertemuan hari ini selain memberi informasi, juga menyempurnakan apa yang sudah dipersiapkan. Baik itu lay out, kebutuhan panitia pelaksana, hingga antisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat pertandingan berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, akhirnya tadi jalan masuk ada dua. Untuk tamu VIP dari atas, kemudian penonton dari sebelah kiri dan kanan. Kan ada selasar baru," sambungnya.
Dilanjutkan Rizka, pertemuan hari ini juga semakin memperjelas komunikasi yang selama ini dianggapnya masih kurang. "Kemarin itu (test event) banyak miss information dan miss communication yang akhirnya saling menyalahkan. Tapi dengan pertemuan semakin jelas dan bagus sekali," sambungnya.
Hal lain yang juga disoroti adalah medis. Mereka ingin memastikan adanya satu clear area untuk masuk dan keluarnya ambulance. "Mereka perlu memastikan pintu masuknya di bagian mana yang kami sendiri belum terpikirkan soal itu," ungkap wanita yang akrab disapa Baby ini.
"Sebenarnya penyiapan pintu medis sudah ada. Kami belajar dari test event kemarin dan sudah terbagi antara atlet dan publik. Cuma kemarin ambulance hanya satu tapi saat game time akan ada dua. Kemudian soal katering. Kami pikir mereka hanya perlu ruangannya saja, tapi mereka perlu penyimpanan juga. Jadi ini informasi berharga banget buat kami lah," tuturnya.
Persoalan Transportasi Terjawab
Test event Asian Games yang berakhir Februari lalu menyisakan catatan, terutama soal transportasi.
Peserta basket bahkan hampir terlambat sampai lokasi pertandingan hanya karena jarak tempuh yang terlalu lama. Padahal targetnya 34 menit dari wisma atlet Kemayoran sampai Hall A GBK Senayan.
Menanggapi itu, Riska mengaku sudah mendapatkan solusinya. "Sekarang sih terjawab karena saat test event, memang INASGOC ingin menguji masalah jarak dan kemarin terlambat karena kondisi jalan. Justru yang masih khawatirkan adalah bus kontingen yang berjalan bersamaan seperti Olimpiade dan Asian games, semua tim berangkat bersama," kata sambung Riska.
"Tapi ternyata kami diberi kemudahan dengan menggunakan satu bus untuk satu tim. Bagi kami hal ini tentu mempermudah semuanya," dia menambahkan. (mcy/rin)