Adalah Park Young Soo, seorang master sport science, yang direkrut Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI). Park bertugas membuat program peningkatan fisik atlet.
"Dari PB memang setiap selesai uji coba selalu ada evaluasi, dan keputusan pengurus serta petunjuk dari Ketua Umum, kami memang harus mendatangkan pelatih fisik dari Korea," kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga PB TI Rahmi Kurnia, di sela-sela latihan timnya di PP PON Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (22/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia juga merupakan master sport science, dimana Indonesia memang belum ada. Semoga bisa cocok dengan atlet- atlet kita," sambung Rahmi soal alasan pemilihan sang pelatih.
Meski kepentingan atlet terpenuhi, namun beban dapur PB TI masih belum berubah malah semakin berat. Sebab, gaji pelatih fisik tidak masuk dalam anggaran pelatnas yang diberikan pemerintah.
"Tidak ada (masuk anggaran pelatnas). Kemarin dipanggil Deputi (IV bidang peningkatan prestasi olahraga Kemenpora) ada beberapa revisi, tapi kami jadi bingung karena banyak sparring-sparring partner dari Korea dan harus kami bayar juga. Nah, bagaimana caranya kami tidak tahu," ungkap peraih medali perak Olimpiade 1992 Barcelona ini.
"Jadi kontraknya dengan PB TI. Tapi untuk laporan (keuangan) ya kami tidak tahu. Pokoknya laporannya nanti sudah real saja seperti ini. Katanya kan hanya akomodasi, konsumsi, dan sebagainya. Ya tidak bisa kalau begitu," tegas dia. (mcy/rin)











































