Pilihan Ban Tepat Tentukan Performa

Bhayangkara GG Rally Indonesia 2005

Pilihan Ban Tepat Tentukan Performa

- Sport
Minggu, 03 Jul 2005 01:45 WIB
Jakarta - Para peserta mulai merasakan kerasnya lintasan Reli Medan. Bukan hanya skil dan mesin saja yang dibutuhkan para pereli namun pemilihan ban yang tepat juga menjadi faktor penting. Di leg pertama Bhayangkara Gudang Garam Internasional Rally Indonesia 2005, Sabtu (2/7/2005), para peserta sudah mulai bertumbangan. Dari 46 peserta, sembilan di antaranya tidak menyelesaikan tujuh Spesial Stage (SS) sepanjang 91,28 km. Salah satu pereli yang tidak menyelesaikan lomba adalah Fauzy Aldjufri. Pereli andalan tim Pennzoil Motorsport ini terhenti karena masalah mesin. Begitu pula pereli Ashari PW/Ricky Koewswindarto yang mobilnya terbalik di SS 4 di daerah Mendataris. Bahkan pereli dari tim Wahyu Bintang Prima ini sempat terkurung di dalam mobil selama sepuluh menit dalam keadaan mobil terbalik. Untung saja co-driver-nya sempat mengambil kunci alat di dekat kakinya dan memecahkan kaca mobil. "Sepuluh menit terkurung di dalam mobilnya seperti mau mati. Saat itu saya sedang dalam kecepatan tinggi sehingga tidak bisa mengerem. Untung saja Ricky mendapat kunci di kakinya dan memecahkan kaca," ungkap Ashari di Service Park, Tebing Tinggi, Medan. Pereli asal Jawa Timur ini mengaku sebelum mobilnya terbalik, juga sempat membentur pohon karena ban kiri belakang mobilnya pecah di SS ke-3. Akhirnya sekitar 400 meter dari SS 4 mobilnya terbalik setelah menyenggol tanggul. Meski demikian bukan hanya masalah ketangguhan mobil dan skill saja diperlukan oleh para pereli, namun pemilihan ban yang tepat juga akan sangat menunjang performa selama melewati lintasan tanah liat di sekitar perkebunan kelapa sawit ini. Juara putaran pertama Kejurnas di Lampung, Rifat Sungkar mengakui bahwa ia sempat mengalami masalah teknis karena setir mobilnya sempat lepas. Namun hasil yang cukup baik dengan menempati peringkat kedua klasemen karena ditunjang karena faktor ban. "Saya beruntung karena memakai ban yang tepat meskipun sempat berspekulasi. Khususnya di SS keenam dan ketujuh kami berganti memakai ban basah dan itu cukup membantu. Syukurlah saya berada di posisi kedua saat ini," ungkap pereli tim Pertamina Prima XP ini. Adik kandung Rifat, Rizal Sungkar yang memimpin leg pertama juga mengaku sejak SS pertama setingan dan khususnya pemilihan bannya sudah tepat. "Semuanya oke-oke saja dan berjalan mulus. Khususnya di SS enam dan tujuh kami memakai ban basah," ujarnya. Sementara juara Kejurnas 2004, Hery Agung/Hade Mboi yang berada di posisi ketiga mengakui bahwa mereka mencoba berjudi dengan pemlilihan ban, khususnya di SS keenam dan ketujuh di mana sempat hujan namun mereka tetap memakai ban kering. "Kita gambling dalam pemilihan ban dan kami masih bisa mngimbangi hingga SS kelima. Namun di SS keenam dan ketujuh kami salah ban. Menurut survei kami berdua di trek enam dan 7 berbatu sehingga kami memutuskan memakai ban kering tapi ternyata hujan," kata pembalap Bosowa Rally Team ini. Dari hasil leg pertama ini para pereli tampaknya sudah dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga memakai ban yang cocok untuk menghadapi leg kedua atau hari terakhir Reli Medan ini, Minggu (3/7/2005). Namun, baik Rifat, Rizal dan Hery Agung belum dapat memutuskan memakai ban apa besok. "Kita lihat saja kondisi cuaca besok hari. Yang penting kita harus pintar-pintar memilih ban," jelas Hery Agung yang hanya terpaut 0:22 detik dari Rizal. Sementara panitia lomba Jeffrey JP mengungkapkan bahwa telah ada pereli yang mengirimkan surat untuk mengikuti Super Rally. Ini adalah aturan yang berlaku dalam ajang reli di mana pereli yang tidak menyelesaikan leg pertama diberikan kesempatan mendaftar lagi. "Tentu saja ini peraturan yang memang resmi berlaku di reli dengan pertimbangan sponsor mereka dan juga keikutsertaannya di Reli ini. Untuk leg kedua, memang cukup mengkhawatirkan jika turun hujan mudah-mudahan esok cuacanya baik," ujar Jeffrey. (a2s/)

Hide Ads