Tim anggar kursi roda ini sudah berlatih sejak Senin (2/4/2018). Mereka datang ke Pusat Kecemerlangan Paralimpik Majeles Sukan Negara, Jalan Perwira 55100 Kampung Pandan, Kuala Lumpur, atas undangan dari NPC Malaysia.
Selain Malaysia, tim Jepang juga ikut berlatih bersama dengan Indonesia. Leader dari tim anggar kursi roda, Djoko Nugroho, mengungkapkan bahwa ada satu keuntungan dari latihan bersama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Jepang membawa seorang klasifikator dengan lisensi dari International Wheelchair Amputee Sport (IWAS), hingga membantu tim Indonesia membantu menentukan klasifikasi atlet. Klasifikasi ini diperlukan untuk menentukan nomor yang akan diikuti seorang atlet.
"Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk mengetahui klasifikasi atlet kami. Karena sampai saat ini cuma dibekali rekam medis dari rumah sakit ortopedi, cuma bisa menentukan tingkat disabilitasnya, tapi tidak klasifikasi," kata Djoko kepada detikSport.
Ada satu pekerjaan rumah lagi yang harus dikerjakan oleh tim anggar kursi roda. Mereka harus mendapatkan lisensi bertanding menatap Asian Para Games 2018.
"Kami harus bertanding di kejuaraan dunia di Polandia. Untuk mendapatkan lisensi harus mencapai peringkat tertentu, setidaknya peringkat delapan Asia. Dengan latihan yang baru tiga bulan itu berat, tapi kami sudah mendapat jatah tuan rumah," kata Djoko lagi.