Dinda: Panahan Itu...

Dinda: Panahan Itu...

Femi Diah - Sport
Kamis, 12 Apr 2018 16:16 WIB
Dellie Threesyadinda saat berlatih di lapangan panahan, kompleks GBK, Senayan. (Grandyos Zafna/detikSport)
Jakarta - Dellie Threesyadinda tak menganggap panahan hanya sebagai olahraga. Panahan adalah cara Dinda mengasah ketabahan dan kesabaran.

Bagi Dinda, menjadi atlet panahan bukan hanya soal membidik papan asaran dengan akurat. Latihan pagi dan sore di bawah terik matahari, membaca arah angin, dan mengangkat busur seberat 8 kilogram dengan satu tangan dan menarik tali busur yang memiliki berat ketegangan mencapai 23 kg bukanlah soal fisik semata.

"Ini passion aku. Pada saat aku manah aku bisa mengenali bagaimana sebenarnya Dellie ini. Bagaimana mengontrol dan mengelola emosi dan kegembiraan, serta jalannya arah anak panah dalam satu waktu saat aku pertandingan," kata Dinda dalam wawancara One on One dengan detikSport.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Baca Juga: Dinda: Kalau Cari Uang Jangan di Olahraga, Ini Untuk Indonesia!]

"Panah itu bukan cuma olahraga tapi juga olahrasa. Karena, bagaimana kita bisa mengontrol emosi kita, nggak boleh yang terlalu pengen banget, ambisi tapi juga nggak boleh down," dia menegaskan.

Dellie Threesyadinda saat berlatih fisik di SUGBKDellie Threesyadinda saat berlatih fisik di SUGBK Foto: Grandyos Zafna

Dinda kemudian menggambarkan pertaruhan anak panah terakhir. Jika skor tertinggal dengan lawan, tekanan akan sangat besar. Sebaliknya, jika skor sudha unggul, keinginan untuk menang tak bisa diladeni. Para pepanah harus mampu mengendalikan hasrat dan ambisinya sendiri demi akurasi anak panah terakhir.

[Gambas:Video 20detik]

"Maintenance emosi kita harus stabil,. Apalagi jika tampil di Kejuaraan dunia misalnya. saat sudah final dan tinggal satu anak panah, kita harus jaga emosi kita agar yakin. Agar pas," ujar peraih medali perak Kejuaraan Dunia di nomor compound beregu putri 2007 dan perunggu compound beregu putri 2017 itu.

Kebiasaan mengontrol emosi di tengah arena tu terbawa dalam kehidupan sehari-hari Dinda. Rutinitas yang sudha dijalani sejak usia 5 tahun itu membuat Dinda gampang mengontrol perasaannya.

"Olaraga panahan kayaknya membentuk karakterku sekarang. Sepertinya nggak cuma panahan, karakter seorang atlet akan dipengaruhi oleh olahraga yang ditekuninya. Aku pun begitu. Di olahraga panahan ini aku biasa mengaturemosi, jadi kalau ada dalam situasi terjepit aku tetap tenang," Dinda menegaskan.

"Nggak ada istilah baper, kecuali kalau suatu hari nanti ketemu Cristiano Ronaldo, he he he," kata Dinda menyebut atlet idolanya kemudian tertawa.

(fem/cas)

Hide Ads