Angkat Besi Batal Pelatnas ke China, Ini Respons Kemenpora

Angkat Besi Batal Pelatnas ke China, Ini Respons Kemenpora

Mercy Raya - Sport
Jumat, 11 Mei 2018 23:56 WIB
Cabang olahraga angkat besi batal training camp ke China. (Foto: Mercy Raya/detikSport)
Jakarta - Cabang angkat besi batal training cap ke China dan memilih kembali ke Lampung. Kemenpora tak mempermasalahkan, asalkan bisa dipertanggungjawabkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi (PB PABBSI) kembali membuat rencana yang berbeda, menjelang Asian Games 2018. Jika awalnya menjadwalan latihan ke China atau Koreal Selatan, kini Lampung kembali dipilih sebagai penggantinya.

Training camp itu sendiri akan dilakukan pada Juli mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak masalah (jika pindah) yang paling penting adalah alasannya apa? karena tentu ada relokasi anggaran internal," kata Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana di sela-sela tinjauannya ke pelatnas angkat besi, di Mess Kwini, Jumat (11/5/2018).

"Katanya kan mereka (angkat besi) akan menggunakan anggaran tersebut untuk menambah atlet juga, untuk pelapisnya. Ya itu kami terima, tapi harus dipertanggungjawabkan juga," tambahnya.

Perubahan yang dilakukan PABBSI sebenarnya bukan kali ini saja. Sebelumnya, PABBSI juga telah mengubah rencana program training campnya yang semula ke Jepang berganti ke Lampung pada 3 sampai 20 April lalu.

Hal lainnya tentu harus diperhitungkan juga untung ruginya. Sebab, alasan itu yang akan menjadi dasar untuk memperbaiki proposal yang akan diajukan revisinya.

"Ada untung ruginya. Jika uji coba atau training camp ke luar negeri, itu suasana disiplin, kemandirian, termasuk motivasi itu bisa didapatkan. Tetapi ada sisi negatifnya, jika ke China, mereka adalah lawan kita, buat apa juga? Daripada dipantau oleh mereka."


Dia juga menegaskan agar PABBSI sesegera mungkin untuk menyodorkan revisi proposal perubahan program tersebut. Sebab, akhir Mei ini pengajuan revisi ditutup.

"Jadi tidak ada usulan-usulan baru lagi karena waktu pertandingan semakin dekat," tuturnya.

"Dan yang jelas dengan tidak menggunakan anggaran ke Jepang dan China, maka anggaran mereka masih banyak. Itu yang harus dipertanggungjawabkan, apa cukup jika menambah atlet? tapi kalau lebih, berarti harus kembali kepada negara," kata Dosen Universitas Negeri Jakarta ini. (mcy/rin)

Hide Ads