Finalis putri Indonesia 2003 itu diperkenalkan ke hadapan publik usai rapat pleno Asian Para Games yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Sabtu (19/5/2018). Hadir Menpora Imam Nahrawi dan Menteri Idrus Marham.
Kepada detikSport, Tina mengaku keterlibatan dia di INAPGOC bermula dari tawaran Ketua Umum INAPGOC, Raja Sapta Oktohari, yang kebetulan pada kesempaan menyosialisasikan Asian Para Games, di Festival Danau Sunter, pada Februari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jujur saya diajak Oktohari sebagai ketum INAPGOC. Dia secara lugas bertanya, "Tin mau bantu Asian Para Games enggak?" Tapi, ini bantunya akhirat karena ini urusannya kemanusiaan," tutur Tina menceritakan awal mula dirinya ditawari jabatan tersebut.
"Saya memang tidak langsung menyatakan siap. Tapi saya tanya, "Saya bisa bantu apa?" Dan dijawab banyak. Dia menyampaikan bahwa posisi saya membantu PR Media, dan direkturnya kang Farhan. Jadi, saat dijelaskan seperti itu saya betul-betul tertantang dan tertarik," perempuan 38 tahun itu menjelaskan.
Tina menyadari Asian Para Games bukan soal prestasi menang atau kalah, melainkan kemanusiaan. Pasalnya, dengan kondisi yang terbatas namun para atlet mampu menjadi pahlawan untuk negaranya masing-masing meski dalam kondisi terbatas.
"Mereka mempresentasikan kelompoknya dan secara umum masih dianggap minoritas, termaginalkan, tapi mereka dengan percaya diri mengalahkan kita yang kesegalaannya sempurna, terutama fisik," ujar wanita berusia 38 tahun ini.
"Jadi itu yang membuat saya tergerak dan mudah-mudahan kami betul-betul bisa bantu Indonesia sebagai penyelenggara yang ramah difabel dan legacy yang diharapkan kita menjadi negara yang difabel," dia menjelaskan.
Libatkan Media dan Pejabat Publik hingga Artis
Dibandingkan dengan Asian Games, Asian Para Games memang belum memiliki banyak tempat di publik. Perbedaan lain adalah multievent untuk atlet-atlet disabilitas ini dibutuhkan upaya yang lebih agar dikenal masyarakat.
Tina menyadari hal tersebut. Dia pun sudah membuat berbagai rangkaian kegiatan supaya Asian Para Games bisa lebih dikenal, bahkan didukung masyarakat.
Baca Juga: INAPGOC Buka Pendaftaran Volunter Asian Para Games 2018
"Kami sadar betul Presiden sebagai kepala pemerintahan memiiki concern terhadap Asian Games yang harus kami akui secara level lebih besar gaungnya daripada Asian Para Games. Tapi kami optimistis dalam waktu yang relatif singkat ini bisa melakukan upaya-upaya terutama berkaitan dengan media," kata Tina.
"Kami pun paham betul media sekarang punya banyak isu yang demikian tinggi nilai beritanya. Saya yang memiliki latar belakang jurnalis, dengan kemarin ada kondisi yang tidak kita harapkan, itu menyedot perhatian. Lalu ada ramadan, lebaran, dan Pilkada serentak, kemudian 17 Agustus dan dilanjutkan Asian Games, ya kami berusaha untuk melihat isu-isu itu bukan sebagai hambatan tapi bagaimana kami melihat peluangnya," dia menambahkan.
Oleh karena itu, peraih presenter talkshow favorit Panasonic Gobel Award ini, berencana selain melakukan kunjungan ke sejumlah media, juga menggandeng pejabat publik yang memiliki kekuatan basis massa untuk mempromosikan kegiatan tersebut.
"Misalnya, ingin bisa mengajak bapak presiden bermain bulutangkis dengan atlet para Indonesia, mengajak ketua MPR main table tennis, lalu wagub berenang dengan atlet para swimming. Jadi kami melihat segalaupaya harus dilakukan bukan mempromosikan INAPGOCnya tapi bagaimana mempromosikan Asian Para Gamesnya, dan melibatkan banyak tokoh-tokoh publik," ujar dia.
"Harapannya publik figure di dunia entertaiment juga kami ajak berkontribusi karena ini urusan kemanusiaan, ini urusan merah putih. Jadi dalam waktu singkat akan kami lakukan upaya percepatan itu. Kami kerja sama dengan semua lini karena kita punya waktu terbatas dan tidak bisa melakukan sendiri. Jadi kalau di sisi waktu kita tidak ada kekosongan. Bedanya, misalnya bulan ini hanya sepekan sekali, setelah itu bisa setiap hari bulan Agustus," dia mengucapkan.
(mcy/fem)