Hal itu disampaikan Deputi Bidang pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, dalam acara rapat koordinasi (rakor) pengelolaan olahraga 2018 yang digelar di Hotel NAM Center, Kemayoran, Jakarta, sejak Rabu (23/5) hingga Jumat (25/5). Tema yang diusung adalah Menyatukan Langkah Bersama SKO, PPLM dan PPLP/D Untuk Menuju Prestasi Dunia.
Hadir pada kesempatan ini Staf Khusus Menpora Bidang Olahraga Tommy Kurniawan, Sesdep Pembudayaan Olahraga Samsudin, Asdep Pengelolaan Pembinaan Sentra dan SKO Bambang Laksono, Asdep Olahraga Khusus dan Layanan Khusus Bayu Rahadian, Asdep Olahraga Rekreasi Teguh Raharjo, Asdep Olahraga Pendidikan Alman Hudri, dan Asdep Kemitraan dan Penghargaan Olahraga Dwiyanto Sarosa Putera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rakor tersebut diikuti oleh sekitar 104 peserta dari perwakilan Dispora Propinsi dan Pengelola PPLP, Pengelola PPLD, Pelatih SKO Ragunan, dan Pengelola PPLM Nasional.
Raden menegaskan bahwa sesuai dengan tema, hasil dari pembinaan yang dilakukan harus mampu melahirkan atlet berprestasi Internasional dan juga mampu Go Internasional, seperti halnya Egy Maulana Vikri asal SKO Ragunan. Dengan rakor ini, kedepan diharapkan ada sinergitas dan peningkatan pembinaan atlet.
"Kami harus mampu mencetak atlet yang berprestasi Internasional dan juga mampu Go Internasional yang dimulai dari level grass root, seperti U12, U14, U16 yang nantinya bisa ditampung melalui PPLP, bahkan PPLM," ucap Raden.
"Ke depan, optimalisasi pembinaan atlet harus tercapai dengan diiringi peningkatan kemampuan pelatih. Jangan sampai atlet potensial tidak berkembang karena kemampuan atlet yang tak sejalan dengan kemampuan pelatih membangkitkan kemampuan atlet tersebut," sambungnya.
Selain itu, meskipun sukses menjuarai event Internasional, Kemenpora secara tegas tak akan membiasakan menjanjikan bonus kepada para atlet juniornya.
"Sebagai bagian dari pembelajaran dan pembinaan mental, Kemenpora tak akan menjanjikan bonus kepada para atlet juniornya, meskipun yang bersangkutan sukses menjuarai event Internasional," papar Raden.
Akan tetapi bentuk lain apresiasi yang bisa diberikan kepada para atlet junior yang berprestasi Internasional adalah dalam bentuk beasiswa. Hal itu dilakukan untuk membangun mental atlet.
"Kalau beasiswa, itu boleh. Tapi kalau bonus uang tunai atau yang lainnya, Kemenpora tak membiasakannya. Bonus baru kita berikan setelah mereka menjadi atlet senior," lanjutnya.
Dia menjelaskan, saat ini atlet yang berasal dari Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) menjadi tumpuan Kemenpora untuk melahirkan bibit atlet potensial.
"Saat ini, sudah banyak atlet PPLP yang sukses menjuarai event Internasional. Kami berharap, atlet jebolan PPLP bisa meraih prestasi dunia."
Seperti diberitakan, atlet PPLP menjuarai Asian U-19 Beach Volleyball Championship 2018 yang digelar di Thailand, 21-26 Maret lalu. Terakhir para atlet PPLP sukses menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia Pencak Silat Junior 2018 yang juga berlangsung di Songkhla Thailand, 23-29 April 2018.
(ads/mrp)