Saptalomba bukan nomor favorit di Indonesia. Atlet dengan spesialis nomor tersebut dituntut berlatih lebih keras sebab harus menguasai tujuh nomor berbeda di atletik; 100 meter nomor lari gawang, lompat tinggi, tolak peluru, lari 200 meter, lompat jauh, lempar lembing, dan lari 800 meter.
Apalagi, jika dihubungkan dengan medali yang diperebutkan dalam sebuah multievent dan singleevent. Saptalomba hanya menyediakan satu emas untuk tujuh nomor tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Emilia Nova Terdepan di Lari Gawang
"Untuk saptalomba latihan bisa tiga kali sehari. Itu lebih berat ketimbang 100 meter lari gawang. Capeknya dua kali lipat pokoknya," kata Emilia dalam wawancara One on One dengan detikSport.
"Apalagi, di akhir hari kedua justru lomba yang paling berat. Yaitu, harus tampil di nomor 800 meter. Dan kami harus mampu menyelesaikannya," ujar Emil.
Baca Juga: Dari Ajang 17-an, Emilia Nova Kini Jagoan 100 Meter Lari Gawang
Faktanya, mayoritas atlet yang menekuni saptalomba pun kebanyakan memiliki prestasi yang kurang sip di nomor spesialis. Emil mencoba memutus tradisi itu.
"Kebanyakan atlet saptalomba itu orang yang enggak punya nomor spesialis, atlet yang setengah-setengah. Emil buktiin kalau Emil atlet saptalomba tapi juga bisa juara di lari gawang, sprint, dan bagus di lompat jauh," kata Emil.
"Emil ingin atlet-atlet daerah mulai berlatih saptalomba kayak Emil karena nomor ini keren lho. Nomor ini bukan berarti nomor buangan, bukan nomor yang atletnya setengah-setengah," ujar Emil.
Untuk menjalani latihan berat itu, Emil memiliki satu kunci. Emil pantang mengeluh.
"Sejak dari latihan harus ikhlas jalaninnya. Jangan pernah bilang capek, jangan menyerah," ujar Emil.
(mcy/fem)