Pino Bahari Kawal Obor Asian Games 2018 di Kawah Ijen

Pino Bahari Kawal Obor Asian Games 2018 di Kawah Ijen

Ardian Fanani - Sport
Minggu, 22 Jul 2018 13:30 WIB
Pino Bahari mengawal obor Asian Games 2018 di Kawah Ijen, Banyuwangi. (Ardian Fanani/detikSport)
Jakarta - Kirab obor Asian Games 2018 tiba di kaki Gunung Ijen. Mantan petinju nasional, Pino Bahari, mempertemukan api itu dengan api biru (blue flame), fenomena alam yang menjadi ikon gunung dengan kawah seluas lebih dari 5.000 hektar tersebut.

Obor Asian Games tiba di kaki Gunung Ijen, kawasan Paltuding, Banyuwangi, pukul 23.30 WIB, Sabtu (21/7/2018) Selanjutnya, obor yang apinya diambil dari New Delhi, India dan Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah, itu dibawa mendaki.

Minggu (22/7/2018), pukul 02.00 WIB, Pino memimpin rombongan menuju puncak Ijen berketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut. Setelah menempuh perjalanan 1,5 jam, obor tiba di puncak. Ribuan wisatawan yang hadir menjadi saksi momen tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Suatu kebanggaan tersendiri dipercaya membawa obor Asian Games. Ini mengingatkan saya pada perjuangan saya meraih emas Asian Games 1990 di China," ujar Pino.

Pino lalu berhenti di pinggir kawah sembari membawa obor berlatar belakang api biru. Momen itu pun dimanfaatkan wisatawan dan fotografer yang menyertai perjalanannya saat menuju Puncak Ijen.

Sebuah pemandangan eksotis pun tersaji: obor sebagai tanda semangat Asian Games yang diikuti 16.000 atlet dan ofisial dari 45 negara bertemu dengan api biru Kawah Ijen.

"Pemandangannya luar biasa keren. Obor Asian Games ada di kawah dengan latar belakang api biru yang fantastis," ujar Pino, petinju legendaris Indonesia.

Seiring terbitnya matahari, pawai obor pun menuruni puncak Ijen dan berlanjut untuk berkeliling di kota Banyuwangi.

"Kami menyiapkan beragam atraksi seni sebagai bentuk kebanggaan daerah dalam menyambut perhelatan olahraga akbar se-Asia ini. Kami juga menjadikan momen ini untuk promosi wisata," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Obor lalu dibawa menuju Stadion Diponegoro secara estafet oleh delapan pebalap sepeda Banyuwangi Road Cycle Community (BRCC). Beragam atraksi seni mulai tari gandrung, barong, dan Banyuwangi Ethno Carnival mengiringi dalam sebuah ajang pesta rakyat yang digelar bersama Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC).



Lalu obor diarak keliling kota secara estafet oleh 10 pelari yang terdiri atas atlet dan warga berprestasi. Para atlet pembawa obor adalah mereka yang pernah berprestasi tingkat nasional hingga Asia.

"Juga ada Ahmad Zulkarnaen, fotografer penyandang disabilitas yang tidak kenal lelah menghasilkan karya-karya fotografi yang menginspirasi kita," ujar Anas.

Titik terakhir pawai adalah Pendopo Sabha Swagata Blambangan, bangunan bersejarah yang berdiri sejak lebih dari dua abad silam. Di pendopo yang terdapat Sumur Sri Tanjung yang merupakan sumber legenda nama Banyuwangi itu telah disediakan boks penyimpanan api. Obor disemayamkan di pendopo berkonsep arsitektur hijau itu selama satu malam.

(fem/fem)

Hide Ads