INASGOC dan Pordasi, Kapan Venue Equestrian Siap Pakai?

INASGOC dan Pordasi, Kapan Venue Equestrian Siap Pakai?

Mercy Raya - Sport
Selasa, 24 Jul 2018 18:57 WIB
Foto: Mercy Raya/detikSport
Jakarta - Arena equestrian untuk Asian Games 2018 telah bersertifikat bebas penyakit dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia. Tapi, belum ada kepastian dilengkapi fasilitas hingga siap pakai.

Direktur Utama PT Pulo Mas Jaya, Bambang Mursalin, memastikan venue equestrian, Pulo Mas, sudah memiliki sertifikat/self declaration (EDFZ/Equine Disease Free Zone) bebas penyakit. Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) telah mempublikasikan ke seluruh negara peserta Asian Games 2018.

"Alhamdullilah sertifikat zona bebas penyakit untuk arena equestrian sudah didapatkan. Dengan demikian equestrian bisa dibilang sudah 100 persen siap sebagai venue berkuda Asian Games, baik dari segi fisik maupun perizinan," kata Bambang kepada detikSport, Selasa (24/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Kini, Bambang tinggal menunggu venue equestrian itu dilengkapi dengan fasilitas perlombaan. Hingga sampai saat ini, belum ada kepastian dari panitia pelaksana (INASGOC) dan PB Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia).

"Yang melaksanakan kan mereka (INASGOC dan Pordasi). Sementara, persiapan lain yang kaitannya dengan overlay, Standar Operasional Prosedur (SOP-nya), persiapan-persiapan pertandingannya, jurinya, pengawasnya, dan fasilitas tambahan, itu yang belum. Jadi harus dipersiapkan," ujarnya.

Bambang juga mengeluhkan koordinasi yang minim antara tiga pilar tersebut. Padahal waktu dimulainya penyelenggaraan tinggal menghitung hari.

"Harusnya dengan sisa waktu ini sudah mulai digeber. Jika tidak berantakan nanti. Percuma tempat bagus tapi Event Organizer-nya tidak benar kan tidak bagus," Bambang mengeluhkan.

"Sementara, penyelenggaraan dilakukan 14 hari penuh di Pulo Mas. Hari pertama seperti apa, selanjutnya bagaimana. Lalu kami Pulo Mas harus bagaimana, kan digabung dengan INASGOC dan tim PORDASI. Nah, tim panpel ini sama sekali belum ada koordinasi," dia menyesalkan.




Bambang khawatir koordinasi yang minim memberikan efek domino terhadap keseluruhan persiapan.

"Saya sudah mendesak sejak enam bulan lalu tapi masih minim sekali actionnya. Jujur saya agak khawatir dengan kondisi ini. Padahal seharusnya sudah setiap hari kami berkoordinasi. Ibaratnya, dari mulai kuda datang sampai kuda pulang," ujar Bambang.

"Tidak tahu jika ada koordinasi di luar tanpa kami, tidak tahu. Tapi rasanya aneh tempatnya di kami, tapi tidak dilibatkan dan masih banyak yang belum disiapkan," dia menambahkan sembari memberi informasi koordinasi terakhir kali dilakukan dua pekan lalu.



(mcy/fem)

Hide Ads