.webp)
Sudah 16 tahun Siman melalui hari-harinya dengan berada di kolam renang. Padahal, dia tahu betul tak bisa banyak-banyak ngobrol setelahnya, akan didera kelelahan sesudahnya, dan membuat hubungannya dengan pacar menjadi lebih rumit.
"Kolam renang kan ini bikin bosen. Kotak isinya air. Mau berenang ke mana saja, sejauh apapun, ya kotaknya segitu saja. Setelah selesai rasanya males ngobrol, karena sudah capek," kata Siman dalam One on One detikSport.
"Punya pacar ya begitu. Dari pengalaman, sulit punya pacar yang betul-betul pengertian, yang tahu jadwal latihan pagi dan sore setiap hari. Juga memahami kalau akhir pekan, saat libur, maunya nge-games," ujar perenang asal Klungkung, Bali itu.
Kebosanan paling parah pernah mendera Siman sekitar delapan tahun lalu. Waktu itu, dia sudah berlatih sekitar tujuh tahun. Siman sudah mengikuti kompetisi hingga level internasional.
Tak cuma mental, fisik Siman juga kewalahan. Dia menjadi ogah-ogahan berlatih.
"Aku jenuh berlatih di kolam yang sama. Kemudian aku pindah ke Jakarta pada 2010. Itu belum pelatnas," ujar dia.
Sejak ditangani mantan perenang nasional, Albert C Sutanto, Siman mulai memancang target serta memetakan jalan yang harus dilaluinya dengan detail. Tujuan itulah yang membuat gairah Siman di olahraga renang terbangun lagi. Kotak berisi air itu tak lagi sekadar sebuah kotak yang membosankan.
Ketekunannya di dalam kotak air yang membosankan itu membuat perenang dengan nomor spesialis gaya punggung jarak pendek itu berhasil lolos ke pelatnas. Dia menjadi bagian dari kontingen Indonesia di Asian games 2010 Guangzhou. Lantas melanjutkannya ke Olimpiade 2012 London dan terus konsten mengenakan jersey Merah Putih hingga kini.
Dia juga sekaligus bisa memenuhi hasrat menjelajah negara-negara di seluruh dunia dengan misi utama bertarung di dalam kotak yang membosankan itu.
Satu pertarungan dalam kotak air yang membosankan itu tengah menanti Siman kini. Siman, sekali lagi, akan melawan kebosanan itu di sebuah ajang prestisius, Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
