Tri, panggilan karib Triyatno, yang sudah unggul di urutan kedua snacth harus menerima kekalahan, hanya karena pelatihnya tidak mendampingi secara penuh di Hall A JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (22/8/2018).
Dirdja Wihardja tengah ke belakang', saat itu juri memanggil Triyatno untuk melakukan angkatan pertama clean and jerk. Tugas pelatih pun dialihkan ke asistennya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk hari ini, saya minta maaf kepada bangsa Indonesia dan keluarga saya karena tidak bisa mempersembahkan medali," kata Triyatno usai tanding.
"Mungkin pertandingan tadi ada miss komunikasi antar saya dengan pelatih. Di angkatan pertama clean and jerk harusnya sudah ganti start, belum diganti tapi sudah diganti duluan," katanya lagi.
"Untuk angkatan snatch sudah sesuai strategi karena tadi di snatch urutan kedua. Makanya seharusnya clean and jerk start 180 itu sudah bagus. Itu tadi saya bilang, di angkatan pertama, pelatih sudah menaruh 175, ditaruhnya setelah saya timbang badan. Setelah pemanasan, bisa dinaikkin lagi, tapi lupa diubah. Sedangkan negara lain sudah cepat mengubahnya. Jadi sedikit miss komunikasi saja," sesal peraih medali perak Olimpiade 2012 London tersebut.
"Sebenarnya iya (menurunkan mental). Tapi saya tetap fokus angkatan kedua harus kena. Alhamdulillah kena 182 kg. Dan angkatan ketiga sebenarnya (186 kg), seharusnya ditempatkannya di angkatan kedua."
"Rekor saya di latihan itu 190 kg. Kalau tadi dapat 186 kg, mungkin saya bisa berebut perunggu. Tapi ya sudah lah, namanya juga belum rezeki," Triyatno pasrah.
(mcy/cas)











































