Tak Raih Medali, tapi Lifter 19 Tahun Ini Petik Banyak Pelajaran

Tak Raih Medali, tapi Lifter 19 Tahun Ini Petik Banyak Pelajaran

Mercy Raya - Sport
Kamis, 23 Agu 2018 21:29 WIB
Erwin Rahmat Abdullah usai tampil di kelas 77 kg angkat besi Asian Games 2018. (Mercy Raya/detikSport)
Jakarta - Lifter nasional, Erwin Abdullah Rahmat, gagal merebut medali angkat besi di kelas 77 kg Asian Games 2018. Tapi, angkatannya sudah sesuai target.

Erwin masuk dalam grup B kelas 77 kg yang bergulir pukul 11.00 WIB di Hall A JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (23/8/2018). Dia harusnya tampil bersama-sama lifter nasional lainnya, I Ketut Ariana. Tapi, Ketut malah cedera menjelang pentas dan mundur.

Dari hasil persaingan Grup B, Erwin menjadi yang pertama di antara delapan atlet yang tampil. Dia membukukan angkatan 314 kg, dari angkatan snatch 142 kg dan clean and jerk 172 kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Lifter berusia 18 tahun itu berhasil menyelesaikan skenario angkatan, baik angkatan snacth maupun clean and jerk. Tapi, saat dijajarkan dengan lifter yang bertarung di kategori A, Erwin finis di urutan kesebelas.

"Saya cuma ingin melakukan yang terbaik di Asian Games kali ini karena sudah terpilih," kata Erwin, usai perlombaan.

"Dan hari ini semua angkatan sesuai rencana dan strategi awal. Tidak grogi juga malah lebih semangat dan senang. Cuma saat angkatan tiga saja tadi ingin menangis karena melihat Ibu di tribun penonton," ujarnya lagi.

Gen Angkat Besi

Erwin sudah mengenal angkat besi sejak masih duduk di kelas Sekolah Dasar. Orang tuanya yang merupakan seorang lifter memotivasi dia untuk bercita-cita hal yang sama saat besar kelak.

Ayahnya, Erwin Abdullah, merupakan peraih medali perak Asian Games 2002 di kelas 69 kg. Sementara ibunya, Ami Asun Budiono, yang juga mantan lifter putri. Kini mimpi itu tercapai. Dimulai dari kejuaraan-kejuaraan lokal, nasional, hingga internasional, Erwin akhirnya menempati kursi panas pelatnas angkat besi bersama Eko Yuli dkk.

"Saya masuk pelatnas angkat besi itu sejak Januari. Awalnya, berat karena harus meninggalkan teman, pacar, keluarga, tapi akhirnya sudah mulai beradaptasi. Makanya saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada," ujarnya.

Di lain sisi, Erwin juga pernah dibekap cedera. Hal itu kejadian pada tiga tahun lalu. Dia malah sempat diminta dokter untuk berhenti lantaran cedera pinggang. Namun motivasinya yang kuat, sakit yang ia rasakan berangsur hilang.

"Sempat stress karena untuk sembut dari cedera harus operasi dan isitrahat dua bulan. Tapi akhirnya pilih terapi," dia menceritakan.

Semakin termotivasi karena ingat-ingat soal cita-citanya yang ingin melewati rekor angkatan ayahnya.

"Bapak juga pernah seperti saya cedera pinggang. Tapi dia sampai dislokasi sampai untuk mengikat tali sepatu saja sakit. Itu yang memotivasi saya," ujar dia.

"Saya selalu bohong terus kalau sakit, sekarang saya bohong terus, sampai akhirnya sekarang sudah tidak terasa lagi nyeri pinggangnya. Sekarang malah sembuh sekali karena semangat," katanya.

Setelah Asian Games, Erwin akan fokus persiapan Kejuaraan Dunia Angkat Besi pada November mendatang. Dia akan turun kelas dari 77 kg menjadi 73 kg. "Saya pernah main di kelas 69 kg, juga 77 kg, kalau harus turun lagi saya sebenarnya tak masalah karena saat ini pun berat saya 73 kg. Jadi tidak ada masalah," tuturnya.


(mcy/fem)

Hide Ads