Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki tugas berat menjelang Asian Games 2018. Jika kepanitian diserahkan kepada INASGOC, Kemenpora harus mampu memenuhi target mencapai sepuluh besar klasemen di Asian Games 2018.
Target itu tak relevan jika menilik laju Indonesia di enam Asian Games terakhir. Indonesia selalu terpinggirkan dari posisi sepuluh besar. Dalam tiga gelaran terakhir, secara beruntun Merah Putih finis di peringkat ke-22 (di Doha), ke-15 (di Guangzhou), dan ke-17 (di Incheon).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim Kemenpora, dalam satu kesempatan, kami meminta target optimis terakhir dari cabang olahraga. Kami tulis semuanya baik emas, perak, perunggu. Waktu itu, kami peroleh angka itu kira-kira 34 medali emas sebagai target optimis," kata Imam dalam Blak-blakan detikcom.
Waktu itu, target 34 emas tersebut diharapkan datang dari pencak silat, bridge, jetski, panjat tebing, paralayang, bulutangkis, angkat besi, dan panahan. Kemenpora kemudian memetakan persaingan di tiap nomor yang dibidik.
"Ketika melihat target optimis itu, kami pilah lagi mana target super optimis, mana yang optimis, dan mana yang realistis. Angka-angka itu kami urai lagi dan didapatkan 16 medali emas. Makanya, di rapat kabinet saya sampaikan kita sangat yakin dengan 16 medali emas, setelah kami kurangi satu-satu," tutur politisi PKB itu.
"Optimisme itu muncul ketika kita tahu kita akan bertanding dengan siapa. Kita bertemu dengan atlet mana baru kita munculkan angka 16 medali emas dengan 10 besar. Tentu di balik itu saya tetap melapor ke presiden masih banyak peluang namun biarkan publik itu mendoakan 16 medali emas," dia menjelaskan.
Di akhir Asian Games, Indonesia finis di urutan keempat dengan perolehan 31 medali emas, 24 perak dan 43 perunggu. Mayoritas emas dipersembahkan oleh pencak silat dengan raihan 14 emas. Emas lainnya didonasikan 12 cabang olahraga lain.