Goal ball merupakan satu dari 18 cabang yang dipertandingkan di Asian Para Games yang berlangsung 6-13 Oktober di Jakarta. Cabang yang dikhususkan untuk atlet tuna netra ini mengandalkan indra pendengaran saat pertandingan.
Ada dua tim yang akan beradu dengan masing-masing tim diisi tiga. Salah satu pemain akan menggelindingkan bola ke arah gawang lawan untuk mendapatkan angka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi rupanya, pelatih kesulitan mendapatkan GOR yang terisolasi dari suara berisik.
"Kami sudah survei dan GOR di Jakarta ramai-ramai. Sementara, kami mengandalkan alat pendengaran. Jadi daripada latihan di sana (Jakarta) tidak maksimal maka kami fokuskan saja di Solo dulu baru 1 Oktober nanti saat atlet village dibuka untuk atlet kami pindah," kata kompetisi manager goal ball, Hendrik Joko Prasetyo, kepada detikSport, Kamis (13/9).
Selama Asian Para Games nanti, goal ball akan menggunakan hall di Balai Kartini. Di sana panpel juga telah menyiapkan fasilitas training khusus di lantai dua dan baru bisa digunakan mulai 3 Oktober.
"Cukup untuk adaptasi tapi seperti yang saya bilang lapangan goal ball harus tenang," dia menambahkan.
Putra Semifinal, Putri Tanpa Target
Di ajang Asian Para Games 2018, Indonesia menurunkan enam atlet difabel untuk timnas putra dan lima atlet timnas putri untuk goal ball. Hendrik tak mematok target muluk. Timnas putra dipatok semifinal, sedangkan tim putri hanya perlu tanding tanpa beban.
"Pesaing kita itu ada dari China, Iran, dan Korea, tim dengan rangking dunia semua. Sementara kita rangking 21 dunia. Nah, putri tidak kami targetkan karena kami tak pernah ikut kejuaraan internasional dan ini termasuk baru di Asia," katanya.