Guntur mempersembahkan medali perak untuk Indonesia di cabor renang Asian Para Games 2018. Medali itu merupakan persembahan terakhirnya untuk tim Merah-Putih.
Guntur menjadi tercepat kedua dalam perlombaan renang 100 meter gaya dada putra kategori SB8 (tuna daksa) di Stadion Akuatik, Senayan, Selasa (9/10/2018). Di nomor yang sama, rekan senegaranya, Zaki Zulkarnain, menyusul di posisi tiga dan merebut perunggu.
Keduanya sama-sama merasa bangga. Mereka tidak menyangka apalagi sebelumnya tidak dipatok target oleh pelatih.
"Aduh awal berdebar-debar juga karena musuhnya China ada 3. Selain itu, ada teman satu negara juga yang turun kelas dari kelas besar ke kelas kecil jadi musuh terbesar saya juga. Tapi alhamdullilah Allah memberi saya rezeki dan memberi yang terbaik walau perak," kata Guntur, usai tanding.
"Zaki juga sudah tampil terbaik dari awal masuk pelatnas sudah jauh dari best time," katanya.
Guntur mengatakan medali ini sangat berarti untuknya. Atlet kelahiran 12 Oktober 1983 ini berencana untuk pensiun dari renang.
"Ini adalah medali terakhir saya di Asian Para Games dan buat Indonesia. Mungkin Asia berikutnya saya tak membela Indonesia lagi karena usia saya sudah tidak bisa," ungkap dia.
Guntur juga tidak tahu apakah Paralimpiade 2020 Tokyo bakal turun. Namun dia memastikan keputusan pensiunnya menjadi atlet renang sudah ada regenerasi.
"Saya belum tahu karena Zaki menurut saya sudah merupakan regenerasi paling baik di antaranya atlet-atlet Indonesia saat ini," katanya.
Zaki yang mendapat tongkat estafet dari Guntur merespons dengan positif. Dia juga bersyukur selama 10 bulan latihan di Solo akhirnya membuahkan hasil terbaik.
"Mudah-mudahan saya bila melanjutkan karir Guntur ke depannya. Itu saja," kata Zaki menjawab tantangan generasi.
Tonton juga 'Sujud Syukur Purnomo Raih Emas Lari 100 Meter Tunadaksa'
(mcy/cas)
Guntur menjadi tercepat kedua dalam perlombaan renang 100 meter gaya dada putra kategori SB8 (tuna daksa) di Stadion Akuatik, Senayan, Selasa (9/10/2018). Di nomor yang sama, rekan senegaranya, Zaki Zulkarnain, menyusul di posisi tiga dan merebut perunggu.
Keduanya sama-sama merasa bangga. Mereka tidak menyangka apalagi sebelumnya tidak dipatok target oleh pelatih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Zaki juga sudah tampil terbaik dari awal masuk pelatnas sudah jauh dari best time," katanya.
Guntur mengatakan medali ini sangat berarti untuknya. Atlet kelahiran 12 Oktober 1983 ini berencana untuk pensiun dari renang.
"Ini adalah medali terakhir saya di Asian Para Games dan buat Indonesia. Mungkin Asia berikutnya saya tak membela Indonesia lagi karena usia saya sudah tidak bisa," ungkap dia.
Guntur juga tidak tahu apakah Paralimpiade 2020 Tokyo bakal turun. Namun dia memastikan keputusan pensiunnya menjadi atlet renang sudah ada regenerasi.
"Saya belum tahu karena Zaki menurut saya sudah merupakan regenerasi paling baik di antaranya atlet-atlet Indonesia saat ini," katanya.
Zaki yang mendapat tongkat estafet dari Guntur merespons dengan positif. Dia juga bersyukur selama 10 bulan latihan di Solo akhirnya membuahkan hasil terbaik.
"Mudah-mudahan saya bila melanjutkan karir Guntur ke depannya. Itu saja," kata Zaki menjawab tantangan generasi.
Tonton juga 'Sujud Syukur Purnomo Raih Emas Lari 100 Meter Tunadaksa'