Jendi, 27 tahun, telah menjalin asmara dengan kekasihnya selama lima tahun terakhir. Dia cuma menyebut kekasihnya adalah seorang atlet tenis meja putri pelatnas NPC.
Sama-sama menjalani training camp di solo, mereka cinlok alias cinta lokasi. Mereka berkenalan sejak tinggal di pelatnas ASEAN Para Games 2013 di Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah menjalin hubungan dengan atlet putri dari cabang tenis meja. Ketemunya saat sama-sama pelatnas di Solo. Awalnya karena cerita-cerita saja karena kami kan berangkatnya dari nol," kata Jendi kepada detikSport.
Jendi sendiri tak ingin mengungkap detail nama yang akan dinikahinya tersebut. Namun dia menjelaskan kekasihnya itu berasal dari Papua.
"Rencananya 2020 (menikahnya). Tak perlu menunggu dapat medali paralimpiade. Pokoknya nikah tahun itu. Soal medali kan yang penting kita usaha," ujar dia.
"Saya suka dengan dia (kekasihnya) karena caranya menghargai orang. Ibaratnya, dia lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Sekarang banyak cewek cantik tapi jujur saya tak tertarik. Mungkin itu saya lebih ke manusianya. Tipe saya banget," kata dia.
Selama menjalin kasih, baik Jendi dan kekasihnya, saling menguatkan satu sama lain. Termasuk saat persiapan Asian Para Games 2018 yang baru berakhir 13 Oktober lalu di GBK.
"Komunikasi. Apalagi kita kalau pelatnas. Kami saling menguatkan dan jangan saling ganggu jam latihan. Setiap kirim pesan ya memberi semangat," kata Jendi yang ebrasal dari Sumatera Selatan itu.
Bekal Jendi dari bonus Asian Para Games 2018 memang cukup lumayan. Jendi mengoleksi satu emas dari nomor 100 meter gaya punggung S9 (tunadaksa) putra. Dia juga mendapatkan perak 100 meter gaya kupu-kupu dan dua perunggu di nomor 100 meter gaya bebas dan gaya ganti 4x100 meter putra (Guntur, Steven Sualang Tangkilisan dan Suriansyah). Dari emas perorangan saja, dia mengantongi Rp 1,5 miliar ditambah status PNS dari emas di ASEAN Para Games 2018.
Simak Juga 'Ramainya Area GBK Jelang Penutupan Asian Para Games 2018':
(mcy/fem)