.webp)
Jendi mengatakan saat ini dirinya sudah melakoni latihan meski belum secara penuh. Dia masih sibuk menjalani serangkaian tes untuk masuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), salah satu bonus masa depan dari pemerintah bagi peraih medali emas di multievent ASEAN Para Games maupun Asian Para Games.
"Sudah mulai latihan tapi memang masih bolong-bolong karena ada ujian untuk tes PNS. Jadi masih bolak-balik Palembang - Jakarta," kata Jendi saat ditemui di PP PON, Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, Jendi belum memiliki jadwal uji coba menuju Paralimpiade. Dia akan membicarkannya dnegan pelatih.
"Nanti dari sana baru ketahuan mana yang difokuskan bisa ke paralimpiade. Memang kejuaraan harus dipilih yang poinnya besar dan berpeluang ke paralimpiade. Idealnya dua sampai tiga event," tuturnya.
"Yang jelas akan ada ASEAN Para Games 2019 di Filipina karena itu masuk poin paralimpiade. Dan dari APC-nya langsung dan hitung limit juga," ujar dia.
Menurut Jendi limit masuk Paralimpiade sudah didapatkan, yakni 1 menit 7,45 detik nomor 100 meter punggung putra di Asian Para Games. Jendi pernah tampil lebih sip, dengan catatan waktu 1 menit 6 detik.
"Kemarin (Asian Para Games) karena faktor terlalu grogi. Baru pertama juga jadi kurang maksimal. Sebenarnya, dari catatan waktu cukup kecewa. Tapi alhamdullilah tetap mendapat emas juga," katanya.
"Cukup banyak karena di Asian Para Games bukan best time saya juga. Mungkin banyak faktor, mungkin lebih ke mental ya jadi harus lebih kerja keras lagi secara fisik dan program latihan," dia menambahkan.
"Pesaing banyak banget di 100 punggung karena bukan Asia saja. Banyak di Eropa . Kita tahu yang juara banyak dari Eropa," ujar dia.
