Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) mengirimkan tiga atletnya yaitu Rio Akbar, Wiji Puji Lestari, dan Fasya Ahsana Rifki. Terdapat juga pebalap Indonesia lain yang mewakili klub masing-masing. Mereka adalah Toni Syarifudin mewakili Thrill Factory Racing Indonesia dan Firman Chanda Alim dari United Bike Kencana Indonesia.
Hasilnya cukup bervariasi. Selain memboyong juara di level junior putri atas nama Wiji. Wiji meraih medali emas dengan mengalahkan tiga pembalap Thailand dan Hong Kong.
Di sektor putra, tiga pebalap Indonesia yakni Toni, Rio dan Firman menempati peringkat lima dengan waktu 37,501 detik. Sementara Rio berada di posisi tujuh dengan catatan waktu 38,837 detik dan Firman berada di posisi delapan usai membukukan waktu 39,172 detik. Sedangkan Fasya, pebalap junior, finis di posisi empat dalam waktu 41,733.
Pelatih kepala balap sepada BMX Dadang Haris Purnomo mengatakan targetnya sejak awal memang semaksimal mungkin untuk meraih poin dan berhasil terpenuhi.
"Jadi memang sejak awal kami mengistruksikan pada pembalap minimal mereka bisa masuk final karena penilaian Olimpiade untuk BMX di kategori C1 itu memang urutan 1-8 hanya finalis saja, sehingga mereka sudah mencapai target," kata Dadang saat dihubungi pewarta.
Rencananya, tim BMX akan kembali turun di BMX Osaka Internasional yang bergulir di Oizumi Park, Sakai City, Jepang, 25 November. Namun, kali ini bakal dilakukan seleksi terlebih dulu.
"Saya berharap elite dan junior bisa berangkat ke Osaka tetapi dengan catatan mereka memiliki kualitas yang bisa kita harapkan dan bisa kita nilai dalam 2-3 pekan nanti apakah mereka layak atau tidak," sambungnya.
"Saat ini, yang kami khawatirkan itu dua pebalap kami tengah cedera, yaitu Bagus Saputra yang mengalami cedera hamstring kanan, dan Rio yang cedera di bagian tulang rusuk sebelah kiri sehingga kami akan memantau kondisi mereka dulu ke depannya," Dadang menjelaskan.
"Kalau di junior, meski ada Wiji pebalap terbaik di Asia tetapi memang di sektor putri itu masih jauh untuk mendongkrak poin olimpiade, baik individual maupun negara. Makanya, peluang kami lebih banyak di putra. Selain jumlah pebalapnya mumpuni juga memenuhi kuota yang diharapkan sehingga bisa diandalkan," demikian dia.