Manajer Silviana, Leo Kamarudin, menjelaskan permasalahan berawal dari permohonan mutasi Siliviana di tingkat pengurus Pengurus Provinsi POBSI Kalimantan Barat. Tapi, permohonannya ditolak karena tidak ada domisili pindah dan keterangan bekerja.
"Akhirnya kita lengkapi, tapi belum dikeluarkan Pengprov (POBSI) Kalbar, padahal dari Pengcab Pobsi Kabupaten Sekadau sudah disetujui," kata Leo, saat ditemui di Click Square, Kota Bandung, Sabtu (24/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Leo, prestasi Silviana yang cukup gemilang dinilai menjadi alasan sulitnya proses mutasi. Sehingga banyak pihak yang mencoba menjegal proses mutasi yang diajukan.
"Atlet ini tidak ada pembinaan dan tidak ada kontrak, artinya kita bisa pindah," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kurangnya perhatian dari PB POBSI Kalbar menjadi alasan Siliviana untuk membela daerah lain. Contohnya, janji pengangkatan PNS dan akan membiayai studi Silviana di salah satu perguruan tinggi tidak pernah terealisasi.
"Harapan saya masalah ini bisa cepat selesai. Karena Silviana harus mengejar mimpi, supaya lebih berprestasi untuk membawa nama bangsa dan negara," kata dia.
Sementara itu, Plt Kepala Harian Pengurus Besar POBSI Roby Suarly menyatakan, masalah yang dialami Silviana hanya urusan internal Pobsi saja. Sehingga perlu diselesaikan dalam lingkup POBSI.
"Ya memang harus dibereskan, saat perpindahan dari satu tempat ke yang lain, sebenarnya hanya masalah lokasi. Tentu juga dalam hal ini kita coba selesikan secara internal," katanya.
Dia menambahkan, ada beberapa alasan kenapa ada dua propinsi yang mengajukan nama yang sama. Dia yakin masalah ini bisa segera diselesaikan.
"Artinya kondisi seperti ini harus diselesaikan masalah internalnya dulu. Masalah atletnya tidak mau main atau tidak terserah atletnya," ujarnya.
Simak video 'Gadis Cilik Indonesia Jadi Juara Dunia Catur':