Berbagai jenis komunitas sepeda sudah muncul di Indonesia dalam kurun waktu hampir sedekade terakhir, dengan angkanya makin meningkat dalam lima tahun terakhir. Komunitas sepeda gunung jadi salah satu yang paling banyak mengingat Indonesia terdiri dari banyak pegunungan sehingga menyuguhkan berbagai macam trek bersepeda bagi para penggemarnya.
Dengan makin lancarnya keran impor dari pemerintah, pecinta brand-brand sepeda gunung dari luar pun bermunculan. Salah satu komunitas besar sepede gunung di Indonesia adalah MTB Yeti Tribe Indonesia atau disingkat YTI.
![]() |
YTI merupakan komunitas gowes resmi di Indonesia yang diakui oleh pabrikan Yeticycles dari Amerika Serikat. YTI terbentuk pada tahun 2011 oleh para penggemarnya dengan jumlah anggota aktif saat ini mencapai lebih dari 200 orang, serta pecinta Yeti yang tercatat di Facebook resmi YTI mencapai 700 orang lebih.
YTI sendiri adalah sepeda yang menawarkan variasi produk All Mountain/enduro, Trail, XC, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya tentang produk YETI dapat dilihat pada situs www.yeticycles.com.
Seperti kebanyakan komunitas, YTI tentu juga punya agenda tahunan yang tak pernah dilewatkan anggotanya. Di pengujung tahun ini, tepatnya pada tanggal 1-2 Desember kemarin, YTI menyelenggarakan gathering ketiganya yang berlokasi di Patuha Bike Park, Ciwidey, Jawa Barat. Tujuan dari YTI Gathering 2018 adalah mempererat persaudaraan dan sekaligus ajang silahturahmi antar anggota beserta keluarganya dengan ciri khas menginap di tenda sehingga mendapatkan suasana kedekatan pada alam.
![]() |
Meski demikian, di sana juga ada agenda utamanya yakni pemilihan kepala suku YTI yang baru. Jumlah peserta Gathering kali ini mencapai 60 orang lebih yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Makasar, Balikpapan, Bontang, Banten, Cianjur, Jabodetabek, dan tuan rumah Bandung. Acara ini pun tak lepas dari dukungan sponsor yang terbilang 'wah' untuk acara gathering seperti seperti Blue Bird Group, TR, FOX, Vellocycle, MHS, Deltomed, Lion Group, dan lainnya.
Acara Gathering diawali dengan gowes bersama di daerah kawah putih sampai ke Patuha dengan melewati kebun teh yang terhampar luas, diselingi oleh asap-asap geothermal. Saat melewati trek ini peserta disuguhi pemandangan yang sedemikian indah serta instagramable. Pemandangan indah ini mampu melupakan rasa lelah atas trek yang memiliki kontur turun naik bebatuan dan jalur sempit kebun teh serta hutan patuha. Pada jam makan siang, peserta diajak menikmati makan siang di tengah hutan pinus yang basah karena hujan. Suasana ini menambah keakraban dan kesegaran bagi setiap peserta yang terlibat meskipun aktivitas gowes terasa melelahkan.
![]() |
Setelah acara bersepeda mengelilingi alam, sampailah pada agenda utama peserta yakni pemilu komunitas YTI yang disebut sebagai Chief YTI periode 2018 - 2020. Terdapat dua kandidat yang mengajukan diri dengan visi misinya, Deni Hendarawan dan Sigit Djokosoetono. Seperti halnya pilpres atau pileg, masing-masing calon menyampaikan pidato kampanye di hadapan peserta gathering.
Kegiatan berlanjut dengan pemungutan suara dan perhitungannya. Dari hasil voting, 79% suara memilih calon nomor dua yakni Sigit untuk menjabat Chief YTI periode dua tahun ke depan. Setiap peserta riuh rendah menyambut Chief YTI baru ini dan tetap menunjukkan kekompakan komunitas untuk kemajuan bersama.
![]() |
Agenda gathering selanjutnya adalah perlombaan sepeda yang disebut ONE MAKE RACE, dimana setiap peserta berlomba-lomba adu kecepatan melewati satu trek tunggal SS-3 patuha bike park. Hanya ada lima pemenang dari total 60 peserta yang ikut perlombaan. Start dilakukan secara bersamaan seperti race Mega-avalanche sehingga adrenalin peserta menjadi naik dengan suasana berdesakkan, kontur menanjak, dan keinginan terlebih dahulu masuk line race.
Saat peserta memasuki line race SS-3 semua memacu sepedanya dengan kecepatan tinggi untuk mengejar posisi podium, jenis trek yang menurun, berkelok dan curam semakin memberikan ekstra tantangan bagi para peserta lomba yang memicu detak jantung semakin tinggi. Beberapa pembalap terjatuh karena kurang mengantisipasi kondisi trek yang menikung, licin, drop-drop kecil dan lompatan.
Lima pebalap terbaik akhirnya didapat yakni Firman, Herry, Amriel, Reza dan Olly. Setelah perlombaan ini, sebagian peserta tetap menikmati jalur-jalur bike park yang ada di Patuha ini hingga sore. Momen gowes berlalu, peserta kemudian kembali ke area glamping lakeside rancabali untuk bersih-bersih dan persiapan acara malam. Acara malam merupakan acara keakraban bersama keluarga yang berisikan makan malam bersama, menikmati kambing guling dengan suasana api unggun yang menghangatkan suasana.
Acara diiringi dengan live music dan diselingi dengan pembagian doorprize hingga menjelang larut malam. Selesai acara sebagian besar peserta kembali ke tenda masing-masing, dan sebagian kecil masih terlibat obrolan santai dengan beberapa peserta lain.
![]() |
Memasuki hari kedua, peserta diajak menikmati keindahan alam danau situ patenggang tanpa gowes bersepeda. Dengan udara yang masih dingin, peserta berjalan menyusuri lingkungan sekitar sambil menikmati matahari terbit yang sinarnya mulai menembus kabut tipis di sekitar danau. Selanjutnya peserta diajak menikmati perahu menyusuri danau, di sinilah peserta dapat menikmati gerak perahu yang dikayuh pelan dengan diiringi suara gemericik air dan kicauan burung menambah suasana santai dan segar yang melingkupi para peserta
Perahu kemudian mengarah ke restoran yang berbentuk kapal pinishi dan peserta menikmati sarapan pagi di restoran tersebut. Setelah makan pagi peserta kemudian kembali ke tenda untuk berkemas dan pulang ke rumah masing-masing. Akhirnya acara gathering YTI ini ditutup dengan penuh kenangan indah.
![]() |
----
(* Penulis adalah anggota komunitas Yeti Tribe Indonesia.
(mrp/mrp)