Bertanding di Velodrome, Rawamangun, Rabu (9/1/2019), pasangan Wiji/Chrismonita gagal bersaing di perebutan medali perunggu setelah hanya membukukan waktu 35,648 detik.
Keduanya mesti mengakui keunggulan Wai Sze Lee/Wing Yu Ma yang mencatatkan waktu lebih cepat dengan torehan 34,505 detik. Sementara peraih medali emas dan perak masibg-masing diraih tim China Junhong Lin/Tianshi Zhong dan tim Korea Kim Soo-hyun dan Lee Hye-jin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiji mengakui belum bisa menghilangkan rasa gugupnya saat balapan dengan senior dan atlet lainnya di lintasan. Ini kali pertama dia turun di nomor balapan trek dan masuk final. Wiji biasanya melintas di unggukan trek BMX kini balapan di lintasan halus kayu Siberia Velodrome.
"Gugup sih karena ini penentuan medali juga. Tapi senang juga karena bisa sampai ke final," kata Wiji. "Sulitnya itu sebenarnya itu sudah dari startnya yang tadinya berdiri lalu duduk. Itu membuat speed-nya jadi berkurang. Nah, tekniknya itu yang saya belum dapat," dia menambahkan.
"Masih banyak yang harus diperbaiki, latihannya, terus teknik juga. Saya kan sebetulnya main di BMX, di trek baru pertama kali ini. Jadi beda."
Meski begitu peraih medali perunggu Asian Games 2018 itu mengatakan banyak hal yang ia ambil. Untuk karir selanjutnya, ia menyerahkan kepada pelatih.
"Ke depan saya belum tahu seperti apa. Sebenarnya saya sukanya lebih ke BMX tapi tergantung pelatih saja bagaimana," kata Wiji.
Manajer tim nasional balap sepeda Budi Saputra tetap memuji hasil kerja keras Wiji.
"Wiji bisa dikatakan bagus karena persiapan dia cuma dua bulan. Tapi yang lain bukan berarti jelek karena memperbaiki catatan," kata Budi, terpisah. (mcy/rin)