Bertanding di Chiang Mai, Thailand, Jumat (8/2/2019), Deni tampil lebih dulu di kelas 67 kg putra. Dia berhasil membukukan angkatan total 303 kg, dengan rincian 132 angkatan snatch dan 171 angkatan clean and jerk.
Meski mendapat medali emas, angkatan total Deni tak lebih baik saat di Kejuaraan Dunia 2018 di Ashgabat, Turkmenistan. Ketika itu, Deni mencatatkan angkatan total 310 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukses Deni diikuti oleh Triyatno, yang turun di kelas 73 kg putra. Tri meraih medali emas usai meraih total angkatan 322 kg. Total angkatan Tri sedikit lebih rendah dari angkatan total di Turkmenistan, yaitu 325 kg.
Selain dua emas, Indonesia juga meraih medali perunggu melalui lifter putri Acchedya Jagaddhita di kelas 59 kg. Dia menduduki peringkat empat dengan total angkatan 214 kg (snatch 97 kg dan clean and and jerk 117 kg).
Atlet yang akrab disapa Dea ini, berbagi medali perunggu bersama Mikiko yang finis di peringkat ketiga dengan total angkatan 219 (snatch 94 kg dan cleand and jerk 125 kg).
Pelatih kepala angkat besi Dirdja Wihardja mengapresiasi kerja keras timnya. Meski demikian dia tetap akan evaluasi.
"Anak-anak dengan hasil sekarang semangatnya luar biasa padahal belum maksimal. Tapi paling tidak kami akan evaluasi programnya lebih detail," kata Dirdja kepada detikSport, Jumat (8/2/2019).
"Seperti Dea dia naik dari 212 kg menjadi 214 kg. Saya lihat ini awal yang baik sih. Total angkatan lifter menurun karena persiapan baru 90 persen sehingga belum maksimal. Tapi intinya kami sudah terbayang lah. Tinggal nanti maintenance 10 hari menuju Fuzhou." (mcy/rin)