Dengan makin berkembangnya teknologi, segala lini kehidupan masyarakat boleh dibilang mencoba beradaptasi dengan itu, tak terkecuali olahraga. Olahraga tak cuma identik dengan berkeringat di lapangan dan memakai kostum olahraga, karena kini hal itu bisa dilakukan di depan layar ponsel atau komputer.
Indonesia pun termasuk salah satu negara yang mulai kecanduan dengan yang namanya eSports. Olahraga ini naik namanya ketika pada ajang Asian Games lalu dipertandingkan meski sebatas eksebisi alias tidak memperebutkan medali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, banyak bermunculan pihak-pihak yang coba meramaikan jagad eSports di Indonesia dengan mengadakan banyak turnamen. Tak cuma pihak swasta, pemerintah pun mulai gencar menggelar turnamen serupa serta mengkampanyekan eSports di seluruh penjuru Indonesia. Apalagi pada ajang SEA Games 2019 dan Asian Games 2022, eSports bakal jadi cabor yang memperebutkan medali.
Akhir pekan kemarin baru saja digelar Grand Final NXL Mobile Esports 2019 di Mall Mangga Dua, Jakarta Pusat, Minggu (17/3/2019). NXL Mobile Esports Cup 2019 ini melibatkan lebih dari 200 peserta dengan hadiah total Rp 100 juta. Dalam ajang ini juga ditampilkan hiburan cosplay.
![]() |
Diketahui, tim WAW tampil menjadi yang terkuat di kategori PUBG Mobile dan tim VINS menjadi jawara di kategori Mobil Legend. Kedua tim yang menjadi jawara itu masing-masing mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 25 juta. Sementara untuk runner-up dan peringkat ketiga pada masing-masing kategori mendapat hadiah Rp 15 juta dan Rp 10 juta.
Dalam acara tersebut, pihak penyelenggara juga mengundang berbagai pihak untuk lebih memperkenalkan eSports secara umum. Selain mengundang dua atlet eSports Vina Eleasts dan Kameam untuk ikut pertandingan eksebisi PUBG Mobile, ada juga anggota Komisi I DPR, Charles Honoris, yang memang salah satunya mengurus perihal komunikasi serta informatika.
Dengan eSports yang makin menjamur saat ini, para muda-muda Indonesia diharapkan punya wadah resmi untuk bisa menyalurkan bakatnya dan membawa Indonesia berprestasi di kancanh internasional.
"Tentunya atlet Esports Indonesia bisa bersaing bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat internasional. Nantinya kalau sampai dipertandingkan di Asian Games berikutnya (Hangzhou 2022), dan nanti kalau jadi di Olimpiade, saya rasa ada kesempatan yang baik bagi atlet-atlet Indonesia untuk bisa mengharumkan nama bangsa melalui Esports," tutur Charles kepada detikSport.
"Apalagi nanti bisa mendorong developer-developer game dalam negeri untuk menciptakan game-game yang bisa dimainkan di Esports tentu akan sangat-sangat positif. Daripada anak muda Indonesia menggunakan internet untuk menyebarkan hoaks, fitnah, atau kebencian di medsos, tentunya Esports merupakan wahana atau kegiatan yang jauh lebih positif," sambungnya.
Charles meminta kompetisi semacam ini lebih diperbanyakan mengingat eSports adalah acara untuk bisa menggunakan internet secara positif. Dia meminta pemerintah lebih serius menggarap pasar eSports ini terutama soal regulasi.
"Kita tentu tidak mau membatasi pertumbuhan Esports. Mungkin ada yang mengatakan bermain game bisa berdampak negatif, ya ini tugas kita bersama pemerintah untuk membuat regulasi yang membatasi efek negatifnya, tapi secara umum Esports ini harus kita dukung karena memang peminatnya banyak."
"Mungkin ke depan perlu juga registrasi diperketat saat membuat akun game online, harus registrasi dengan usia. Jadi ke depan mungkin di jam tertentu anak yang masih di usia sekolah tidak bisa login untuk main live. Jadi tidak menggangu para siswa yang sedang belajar," demikian dia.
Simak Juga "Diwacanakan Hadir di Olimpiade, e-Sports Kini Dinilai Terlalu Sadis":
(mrp/cas)