Yuni, sapaan karib Sri Wahyuni, tak lagi menjadi bagian pelatnas angkat besi setelah menikah dengan pujaan hatinya, M. Ichsan Apriawan. PABBSI sempat menugaskan Acchedya Jaggadhita, putri pelatih nasional, Supeni, untuk mengisi kelas milik Yuni. Tapi, Acchedya gagal menjalani tes doping oleh International Weightlifting Federation (IWF) pada Februari 2019.
Kelas 49 kg putri pun kembali kosong. Padahal, lewat Yuni, Indonesia rutin naik podium, termasuk meraih medali perak di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan, PABBSI mendapatkan amunisi baru. Adalah Windy Cantika Aisah, lifter berusia 16 tahun, yang digadang-gadang bisa mendekati prestasi Yuni.
Windy berasal dari Bandung. Dia juga merupakan putri dari juara dunia angkat besi 1988 Siti Aisyah.
"Saya datang ke sini (mess Kwini) tahun lalu, kemudian kembali ke daerah untuk ikut kejuaraan nasional di Bandung. Setelah itu kembali lagi Februari. Jadi baru satu bulan lah gabung dengan yang lain," kata Windy ketika ditemui di Pelatnas Angkat Besi, Mess Kwini, Kwitang, Jumat (5/4/2019).
"Belum lah (disandingkan atau pengganti Yuni dan Acchedya). Saya masih remaja. Mereka sudah senior, pengalaman mentalnya. Saya masih banyak harus belajar," ujarnya.
Windy bukan muka baru-baru amat di pelatnas angkat besi. Dia menjadi bagian pelatnas angkat besi Asian Games 2018 meski akhirnya tak diturunkan. Di level junior, prestasinya juga lumayan. Dia menempati peringkat empat di EGAT's Cup, Thailand, tahun lalu.
Jalani Debut di Ningbo
Kendati baru satu bulan bergabung dengan pelatnas angkat besi, Windy langsung diuji di Kejuaraan Asia Angkat Besi 2019 di Ningbo, China, 20 -30 April 2019.
Dari hasil tes progres angkatannya hari ini, Windy membukukan angkatan total 177 kg, dengan rincian 79 kg dan clean and jerk 98 kg. Total angkatan itu merupakan yang terbaik darinya.
"Waktu latihan sekitar itu angkanya. Tapi di Kejuaraan Asia inginnya dapat lebih. Tapi bagaimana hasil nanti saja," kata siswa kelas 2 SMA Pamempeuk, Bandung ini.
Sementara itu, pelatih kepala angkat besi Dirdja Wihardja mengatakan peluang Windy untuk bisa sukses seperti Sri Wahyuni cukup besar. Hal itu tak lepas dari keberhasilannya melewati angkatan snatch juara dunia remaja dari sebelumnya 96 kg, dia bisa mencetak 98 kg.
"Yang jelas dia masih remaja. Kita beruntung dengan adanya Asian Games dia ikut pelatnas. Sekarang lagi mau metik buahnya, cuma belum matang. Kami mau lebih matang lagi ya butuh waktu," Dirdja menjelaskan.
"Ya, kejuaraan ini jadi jam terbang dia. Dengan pernah mengikuti level tertinggi maka SEA Games 2019 sudah siap lah. Artinya modal itu ada. Itu kan proses, sekarang sudah lebih matang, jadi tak ada masalah lah," dia menambahkan.