Menuju Kejuaraan Dunia di Pattaya, Thailand, 18-27 September, Eko yang turun di kelas 61 kg membawa cedera engkel kirinya yang belum pulih sejak April lalu.
Peraih medali emas Asian Games 2018 itu wajib turun lantaran peringkatnya turun ke posisi enam. Dia berada di bawah lifter China, Uzbekistan, Jepang, dan Papua New Guinea. Sementara untuk bisa lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo, mereka harus berada di delapan besar dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko berambisi bisa memperbaiki peringkatnya. Caranya, angkatan total di Kejuaraan Dunia tahun ini harus menembus minimal saat di Kejuaraan Dunia di Ashgabat, Turkmenistan, yaitu angkatan total 317 kg.
"Saya masih di peringkat enam karena rata-rata lifter negara lain sudah terhitung mengikuti tiga event, sementara kami hanya dua. Jadi kalau angkatan totalnya bisa seperti tahun lalu bisa memperbaiki peringkat saya ke posisi pertama atau kedua," kata Eko di Mess Kwini, Kwitang, Jakarta.
"Buat saya jika sudah masuk dua besar aman. Jadi tahun depan bisa lebih fokus ke persiapan Olimpiade-nya, juga untuk uji cobanya," dia menambahkan.
Meski demikian, peraih medali emas Kejuaraan Dunia 2018 ini berkeyakinan bisa lolos Olimpiade. Sekadar informasi, setiap negara hanya diizinkan diwakili satu atlet di setiap kelasnya.
"Tetap percaya diri saja karena dengan angkatan total 315 kg saja sebenarnya bisa naik ke peringkat tiga besar lagi. Apalagi di Olimpiade kan satu negara hanya boleh mengirim satu atlet (di setiap kelasnya). Sementara China, di kelas saya (61 kg) ada dua, jadi sudah otomatis kepotong satu, dan saya naik peringkatnya," katanya.
(mcy/rin)