Balapan di Liquica, Timor Leste, Minggu (20/10/2019), Fanani yang dipatok target tiga besar berhasil merebut gelar juara. Fanani menjadi yang tercepat dengan waktu tercepat satu menit 20,36 detik.
Dia sukses mengalahkan pesaing beratnya dari Filipina, Archie Duran, dengan catatan waktu satu menit 23,45 detik dan pebalap Thailand, Keerati Sukprasart, dengan catatan waktu satu menit 24,06 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, hasil Fanani menjadi pembuktian bahwa cross country tidak terpengaruh dengan ketiadaan head coach Ferry Sonic. Ferry yang juga mantan atlet balap sepeda itu terjerat kasus narkoba karena memiliki 0,2 gram sabu. Dia ditangkap di Hotel di kawasan Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur pada 15 Oktober, saat Fanani akan terbang ke Timor Leste.
"Sebenarnya tak terganggu sama sekali. Buktinya bisa juara. Kami tak mengurusi masalah itu. Itu urusan pribadi beliau. Kami fokus pada tugas masing-masing saja. Kami kerjakan yang sudah ada. Program terus jalan," ujar Bandi.
Sukses itu, Bandi bilang, menjadi modal positif balap sepeda ke SEA Games Filipina pada 30 November sampai 11 Desember 2019. Di SEA Games, mereka mematok target satu medali emas. Selain Fanani, mereka akan menurunkan Ragika Muhammad Farisi. Di kejuaraan di Timor Leste, Farisi tak dapat melanjutkan balapan karena terjatuh pada lap ketiga.
"Filipina ini salah satu pesaing berat kami dan SES Hames nanti mereka tuan rumahnya. Tentu lmerek lebih mengenal medannya. Tapi ini jadi langkas bagus juga bagi kami. Untuk itu, ke depan kami akan lebih mempersiapkan lagi. Terutama daya tahan kekuatan anak-anak yang perlu ditingkatkan lagi," dia menjelaskan.
Setelah ini, Fanani dkk akan kembali ke Jakarta pada Senin (21/10) dan menjalani pelatnas. Selain itu, akan ada satu kali uji coba lokal di Jakarta.
"Kami masih menunggu keputusan federasi ikut turun atau tidak. Jika tidak kami fokus ke pelatnas untuk membenahi yang kurang," ujar Bandi.
(mcy/fem)