China yang Spesial untuk Spiderwoman Aries: 4 kali Juara Dunia dan Pecah Rekor

China yang Spesial untuk Spiderwoman Aries: 4 kali Juara Dunia dan Pecah Rekor

Mercy Raya - Sport
Minggu, 20 Okt 2019 17:09 WIB
Aries Susanti Rahayu juara dunia empat kali dan pecah rekor. Semua dicatatkan di China (dok. FPTI)
Jakarta - Atlet panjat tebing, Aries Susanti Rahayu, kembali menjadi juara dunia di nomor speed di China. Tapi kali ini lebih spesial, kenapa?

Aries menjadi yang tercepat di panjat tebing Kejuaraan International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup di Xiamen, China, pada Sabtu (19/10). Dia mencatatkan waktu 6,995 detik di nomor kecepatan sekaligus memecahkan rekor dunia milik Yiling Song dengan waktu 7,101 detik

Bagi Aries hasil ini menjadi gelar juara dunia keempatnya. Tiga gelar juara dunia lain dituai Aries di IFSC Climbing Worldcup 2018 Xiamen, IFSC Climbing Wordcup 2018 Wujiang, dan IFSC Climbing Worldcup 2018 Chongqing. Semuanya dia catatkan saat tampil di China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari keempatnya ini (kejuaraan) ini yang spesial karena pecah rekor. Ini menjadi pembuktian diri sendiri bahwa saya bisa pecah rekor dunia dan ingin membuat bangga orang tua dan pelatih juga," kata Aries kepada detikSport, saat dihubungi melalui telepon, Minggu (20/10/2019).


Aries memang sudah mendambakan bisa memecahkan rekor dunia sejak tahun lalu dia turun pada kejuaraan yang sama. Tapi, takdirnya hanya menempati meloloskan dia sebagai juara. Sementara itu, untuk catatan waktu terbaiknya di ajang yang sama yaitu 7,530 detik.

"Harusnya jauh-jauh hari dari sejak 2018. Tapi, dikasihnya sama Allah saat di Xiamen kemarin. Makanya spesial banget," ujar dia.

Untuk memuluskan menjadi juara dunia dan pecah rekor, berbagai persiapan terus dilakukan atlet berusia 24 tahun ini. Termasuk latihan di tebing Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat sejak beberapa bulan lalu.

Aries Susanti Rahayu juara dunia di Xianmen. Aries Susanti Rahayu juara dunia di Xianmen. (dok. FPTI)


"Sebenarnya latihannya sama seperti sebelumnya. Cuma kami sempat latihan di Harau, dan sempat deg-degan juga sih apalagi saat tanding," dia menjelaskan.

"Saya mencoba tenang, fokus, dan konsentrasi pada komando yang diberikan pelatih. Serta berbicara pada diri sendiri bahwa harus fokus terus dan tenang," katanya.

Beruntungnya Aries kendati tampil di luar negeri, dia mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia. Termasuk warga Indonesia yang berada di China, kala itu.

"Alhamdullilah dari tahun lalu dan tahun sebelumnya setiap kompetisi di CHina ada mahasiswa yang sekolah di sini selalu mendukung kami dalam perlombaan, terutama mereka yang selalu mendoakan agar menang," ujar dia.


Kian Percaya Diri Menuju Olimpiade 2020

Hasil di Kejuaraan Dunia Panjat tebing 2019 sekaligus menjadi modal atlet asal Yogyakarta ini menuju Olimpiade 2020 Tokyo. Aries kini berada di peringkat ketiga dunia saat ini.

"Yang pasti saat ini mempersiapkan untuk kualifikasi olimpiade jadi tetap latihan, tetap mempelajari nomor yang akan di pertandingan terutama kategori lead dan bouldering," dia menjelaskan.

Di Olimpiade Tokyo 2020, panjat tebing hanya mempertandingkan satu nomor yaitu kombinas (speed, lead, dan bouldering). Dengan demikian, Aries yang memiliki spesialis nomor speed, harus juga mempunyai keahlian di jenis panjat lainnya.

"Yang pastinya kerja sama antara tim, pelatih teknis, teman untuk saling support. Saya berharap bisa meningkatkan diri agar lebih baik dari sebelumnya. Sebab, mempertahankan sulit daripada mengejar. Jadi buat saya semaksimal mungkin berusaha," ujar Aries.

"Sejauh ini, dukungan dari PB dan pemerintah juga sudah cukup (bagus) ya. Semoga ke depannya bisa lebih mendukung lagi," dia mengharapkan.





(mcy/fem)

Hide Ads