Event olahraga ini mempertandingkan 6 cabang olahraga antara lain atletik, renang, bulutangkis, tenis meja, catur dan boccia yang diikuti 486 atlet dari 33 provinsi.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap dua tahun sekali. Ini membuktikan bahwa pemerintah tidak membeda-bedakan antara penyandang disabilitas maupun tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Even olahraga (Peparpenas IX) ini adalah bentuk nyata bahwa pemerintah memperlakukan secara sama baik yang disabilitas maupun tidak, dan prestasinya juga tetap kita harapkan. Karena dari even ini diharapkan akan menjadi potensi untuk menjadi juara baik di tingkat nasional atau Internasional," kata Zainudin dalam keterangan tertulis, Senin (11/11/2019).
Berapa waktu lalu Indonesia menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018. Menurut Zainudin, sebagai penyelenggara, Indonesia sudah bisa membuktikan bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang baik.
"Namun demikian untuk prestasinya kita masih harus bersaing dengan negara-negara lain di Asia. Kita berharap pemerintah daerah memberikan perhatian yang serius terhadap pembinaan olahraga di kalangan disabilitas sehingga kegiatan-kegiatan paralympic seperti ini akan diikuti oleh seluruh provinsi dan semakin banyak cabang olahraga yang dipertandingkan," katanya.
Sementara itu Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta mengatakan penyandang disabilitas bukan manusia yang perlu kita kasihani, tapi perlu kita sejajarkan dengan teman-teman yang lain. Seperti diketahui para atlet disabilitas telah menunjukkan prestasinya di kancah Asia Tenggara bahkan Olimpiade.
"Karenanya, untuk tahun ini kita siapkan kader-kader muda lewat pelajar. Dari pelajar-pelajar ini nantinya yang akan mengisi Indonesia pada event-event resmi seperti Paralimpic dan Asian Para Games," kata Isnanta.
Pembukaan Peparpenas kali ini ditandai dengan penekanan tombol oleh Menpora bersama para pejabat. Acara kemudian dilanjutkan dengan perkenalan devile kontingen masing-masing provinsi yang secara teratur berjalan menuju tempat yang sudah disediakan sambil melambaikan tangan kepada Menpora.
Pada kesempatan tersebut Zainudin menyampaikan bahwa Peparpenas kali ini adalah Peparpenas yang ke-9 di tahun 2019. Ini berarti perjalanan olahraga paralympic untuk pelajar sudah berlangsung yang ke-9 kalinya.
"Untuk penyelenggaraan kali ini, sebenarnya digelar di Papua tapi karena kondisi tidak memungkinkan maka dipindahkan ke DKI Jakarta," ujarnya.
"Karenanya, lanjut Zainudin, atas nama Kementerian Pemuda dan Olahraga kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Gubernur dan seluruh jajaran pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dalam waktu singkat ditunjuk sebagai tuan rumah. Dan alhamdulilah Provinsi DKI Jakarta bersedia menyiapkan segala sesuatunya, termasuk sumber daya manusia yang membantu penyelenggaraan Peparpenas ke-9 ini," tutupnya. (ega/ega)