Rowing, di SEA Games 2019, akan mentas di venue yang tak biasa. Yakni, dilombakan di perairan laut Kamana Sanctuary, Triboa Bay, Subic, dan finis di pantai Dungaree, mulai 4 November. Ini menjadi kali pertama rowing diperlombakan di perairan laut.
Pelatih pelatnas rowing, Muhammad Hadris, Filipina memilih laut sebagai venue karena air di danau waduk surut sehingga tak memungkinkan untuk menggelar perlombaan. Itu bukan tanpa risiko. Perahu bisa saja terbalik jika digoncang ombak besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah cek ke sana (venue di Filipina) ketinggian ombak di sana mencapai 30 cm sampai 50 cm," kata Hadris saat ditemui usai latihan, Senin (11/11/2019).
"Jadi mulai start-1. 500 meter itu airnya flat. Ketika 500 meter jelang finis terakhir akan kelihatan karena gelombang dari teluk baru terbuka," dia menjelaskan.
Hadris sendiri sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi. Termasuk melakukan latihan kekuatan dan keseimbangan dengan menggunakan bosu ball (bola keseimbangan) saat latihan gym.
"Ini untuk antisipasi goncangan karena risikonya buat atlet bisa saja perahu patah atau terbalik. Kami sudah masuk pekan kedua latihan bosu ball. Tapi biasanya idealnya tinggi ombak 30 cm, jika lebih dari itu biasanya ditunda," ujarnya.
Nah, untuk latihan ombak dia menggunakan danau di Waduk Jatiluhur karena kecenderungan ada gelombang sampai 50 cm. Tapi, angin bukan kendala karena tak terlalu kencang. Sementara air laut bertiup kencang dengan arah berbeda pada waktu tertantu.
"Buat perahu jadi tak stabil dan itu berisiko," ujarnya.
Bentuk Perahu Tak Bisa Diubah
Meski beda medan, bentuk perahu yang digunakan rowing tak akan berbeda bentuk dan jenisnya seperti berlomba di waduk. Indonesia membawa delapan perahu, yang terdiri dari enam perahu lomba dan dua perahu latihan.
"Perahu yang dipakai standar FISA (International Rowing Federation). Di sana kami baru bisa uji coba venue tiga hari sebelum perlombaan 4 November," Hadris menjelaskan.
"Jadi bisa dibilang semua tim peserta negara buta kekuatan, termasuk tuan rumah. Sebab, pantai itu ternyata masih dipakai untuk wisata," ujarnya.
(mcy/fem)