Rowing diperkuat 13 atlet, terdiri dari tujuh putra dan enam putri. Mereka akan didampingi lima pelatih dan satu manajer.
Pelatnas langsung digeber setelah Asian Games 2018 di dua lokasi di Jawa Barat; Pangalengan selama beberapa bulan, kemudian berlanjut ke Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Sejauh ini, program sudah memasuki periode prakompetisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kejuaraan Asia Dayung Rowing di International Rowing Regatta, Danau Tengeum, Chungju, Korea Selatan, 28 Oktober 2019, Indonesia merebut satu emas dan satu perunggu. Medali emas diraih dari nomor M2-/coxless pairs atau kelas dua pedayung putra tanpa kemudi dan medali perunggu pada nomor LM2X/lightweight men's double sculls atau kelas ringan dua pedayung putra.
Kendati memiliki bekal meyakinkan, rowing mematok target satu emas, sebab di nomor M2- tidak ada negara-negara Asia Tenggara yang ikut.
"Itu lah kami buta peta kekuatannya seperti apa. Sedangkan, di nomor LM2X mereka kalah dari Vietnam dan Thailand. Waktunya cuma beda enam sampai 7 detik artinya bisa bersaing, jadi kami percaya diri bisa melewatinya di SEA Games 2019 nanti," Hadris menjelaskan.
Selain itu, pihaknya selama ini terus mengantisipasi berbagai kemungkinan untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
"Kami berlatih sesuai dengan standar target yang kami inginkan. Artinya di nomor M2- kami menang kan karena kondisi air flat. Sedangkan di Filipina itu kondisi air gelombang karena bermain di kawasan pantai jadi kami antisipasi itu," ujar dia.
"Itu juga menjadi alasan kami pindah ke Jatiluhur karena memang kondisi air di sini cukup bergelombang," dia menambahkan.
Meskipun hanya mencanangkan satu emas, Hadris juga meyakini bakal ada kejutan terutama di nomor single scull atas nama Kakan
Kusmana. Di Asian Games, dia merupakan peraih medali perak.
Rowing terakhir kali dipertandingkan di SEA Games 2015. Indonesia meraih delapan medali emas dari 18 nomor yang dipertandingkan. Sementara itu, tahun ini rowing hanya mempertandingkan enam nomor event.
(mcy/fem)