Pelatnas rowing digeber sejak Januari 2019. Uang saku senilai Rp 4,5 juta hingga 10 juta, untuk 13 atlet (tujuh putra dan enam putri) pelatnas selama enam bulan pertama mengalir meskipun dibayarkan dua kali. Tapi, uang saku mereka sejak Juli hingga November tak cair. Sampai-sampai sebagian atlet kesulitan membeli kebutuhannya sehari-hari.
Wakil ketua umum PB PODSI, Budiman Setiawan, menjelaskan duduk persoalannya.
"Uang saku memang baru mereka terima sampai Juni. Sementara ini, kami dibantu baru tujuh bulan dalam arti kata Januari sampai Juni. Itu dananya baru cair 70 persen dari Rp 12 miliar (anggaran pelatnas dayung yang disepakati). Ya saya bayarkan ke anak-anak enam bulan (pertama) Kemudian yang satu bulan lagi (Juli) akan dibayarkan setelah dana yang 30 persen ini (dari Kemenpora) cair," kata Budiman kepada detikSport, Selasa (12/11/2019).
Budiman mengatakan Kemenpora menjanjikan sisa anggaran 30 persen akan cair pekan ini atau selambatnya pekan depan.
"Kami sudah ajukan lama, baru mau dicairkan pekan ini, pekan paling telat. Kalau itu cair, satu bulan (Juli) terbayarkan," ujar dia.
Sedangkan sisanya Agustus sampai Desember, PODSI sudah mengajukan anggaran lagi sebesar Rp 9 miliar untuk tiga cabang yakni rowing, perahu naga, dan kano.
"Ini karena kami pelatnas berkesinambungan maka kami ajukan kembali. Menurut Menpora baru akan dibantu dan sudah dirapatkan dengan Ibu Yuni Poerwanti (Plt Deputi IV Kemenpora). Jadi menunggu itu," ujar dia.
Dana itu, menurut Budiman tak semata uang saku, tapi juga penginapan dan akomodasi pelatnas lainnya.
Simak Video "Adu Tenaga dan Kekompakan, Serunya Lomba Dayung Perahu Tradisional, Pasuruan"
[Gambas:Video 20detik]
(mcy/fem)