Uang Saku Atlet Dayung Telat 5 Bulan, Ini Penjelasan Kemenpora

Uang Saku Atlet Dayung Telat 5 Bulan, Ini Penjelasan Kemenpora

Mercy Raya - Sport
Rabu, 13 Nov 2019 17:54 WIB
Foto: Mercy Raya/detikSport
Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) mengklarifikasi uang saku atlet dayung yang telat dibayar selama lima bulan. Persoalan tidak sepenuhnya salah pemerintah.

Pelatnas rowing menuju SEA Games 2019 Filipina digeber sejak Januari 2019. Uang saku senilai Rp 4,5 juta hingga 10 juta, untuk 13 atlet (tujuh putra dan enam putri) pelatnas selama enam bulan pertama mengalir dengan dibayarkan dua kali. Tapi, uang saku mereka sejak Juli hingga November tak cair. Sampai-sampai sebagian atlet kesulitan membeli kebutuhan sehari-hari.

Atlet-atlet rowing menduga uang saku mereka macet di Kemenpora. Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto memberikan penjelasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Yang jadi persoalan, MoU antara kami dengan PB PODSI itu, honor yang seharusnya digunakan Juli sampai Desember tapi oleh dayung digunakan untuk membayar honor dan akomodasi Januari sampai Juni. Akibatnya, gaji atlet bulan Juli hingga berikutnya belum terbayar sampai sekarang," kata Gatot di Gedung MPR-DPR RI, Senayan, Rabu (13/11/2019).

Gatot sekaligus menjelaskan adanya gali lubang tutup lubang anggaran pelatnas dayung karena PODSI baru melakukan penandatangan Momerandum of Understanding (MoU) anggaran pelatnas 2019 pada pertengahan Juni.

Menurutnya, hal itu tak akan terjadi jika PODSI sejak awal menerima anggaran yang diberikan oleh pemerintah.

"Seperti diketahui cabor-cabor kami bagi berdasarkan cluster. Nah, karena waktu itu persoalan anggaran tak sebesar 2018 sehingga ada cabor yang kecewa karena jumlah proposal yang mereka ajukan tak sama dengan bantuan yang dicairkan Kemenpora. Akibatnya, "Ah, saya tak mau MoU", akhirnya (pelatnas) mundur, itu lah contohnya kenapa PODSI baru tanda tangan bulan Juni," dia menjelaskan.

"Kami tak menyalahkan cabor, cabor sudah benar sebagai (melakukan) persiapan SEA Games (jangka) panjang. tapi kami sudah wanti-wanti proposalnya seperti apa," ujar Gatot.

"Prinsip kami yang namanya MoU, misal mereka mau minta 20, kami cuma bisa beri 10, ya harusnya 10 yang dipatuhi, termasuk kalender-kalender yang harus buat atlet ya harus dilakukan," katanya.

"Sebab, ujung-ujungnya BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) itu ibaratnya sudah seperti ada potensi masalah. Ini bisa terselamatkan jika nanti pada proposal baru ada adendum (perubahan). Mengakui bahwa anggaran digunakan untuk ini dan sebagainya, jadi cabor yang harus menjelaskan," ujar Gatot.

Menyoal dana try out, tim pelatnas dayung juga telah difasilitasi oleh Kemenpora untuk uji coba mengikuti 2019 Asian Rowing Championship di Korea Selatan, 19-27 Oktober dengan total anggaran Rp 415.551.800.

Anggaran 30 Persen Pelatnas Dayung Cair Pekan Depan

Dayung mendapat anggaran pelatnas 2019 sebesar Rp 12,06 miliar. Jumlah itu dibagi dalam dua tahapan. Tahap pertama 70 persen, kemudian sisanya 30 persen di tahap kedua. Dengan catatan, Laporan Pertanggungjawaban anggaran 70 persen sudah dilaporkan kepada Kemenpora.

"Kami kan hanya mengikuti yang di MoU. Ini anggaran terbatas dan sudah sampaikan ajukan proposal lagi. Tetapi jika di awal tidak sesuai MOU, ini akan jadi temuan. Kemenpora ini sudah trauma dengan masalah hukum. Yang kedua, masalah 30 persen sudah masuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), lima hari berikutnya sudah bisa cair," kata Gatot.





Simak Video "Video Latihan Persib Bandung Jelang Piala Presiden 2025"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads