Alia Basalamah Mantan Atlet Lompat Galah Penggagas Fit In Da Park

Alia Basalamah Mantan Atlet Lompat Galah Penggagas Fit In Da Park

Femi Diah - Sport
Sabtu, 16 Nov 2019 20:15 WIB
Alia Basalamah, penggagas Fit In Da Park (dok. pribadi)
Jakarta - Alia Basalamah, 38 tahun, menggiatkan olahraga di area terbuka, khususnya di Jakarta. Mantan atlet lompat galah itu memberikan pelatihan gratis sebulan sekali.

Alia merintis program latihan fisik cuma-cuma itu sejak tiga bulan lalu. Pada September, dia menyajikan latihan core bagi peserta. Istimewanya, Alia mengenalkan latihan core dengan latihan berdiri, bukan berbaring seperti yang banyak dikenal.

Kemudian, pada edisi kedua di bulan Oktober, Alia menyodorkan latihan strong and stretch. Dia bilang itu gabungan latihan mobility dan core.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, yang ketiga baru besok, Minggu (17/11/2019), Temanya fit to play, banyak mainnya. Ini bisa melatih otak agar merespons dengan cepat," kata Alia yang dihubungi detikSport.

Alia, yang turut meramaikan komunitas GBK dengan menggelar acara itu di area Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) berharap agar edisi fit to play itu bisa diikuti 25-35 peserta. Menariknya dia memberikan pelatihan tersebut secara cuma-cuma.


Berawal dari Program yang Ditolak

Setelah melepaskan status sebagai atlet nasional lompat galah dan lulus dari Fakultas Kedokteran Yarsi, Alia memutuskan untuk menjadi personal trainer atau pelatih pribadi di sebuah pusat kebugaran di Jakarta. Dia bilang pekerjaan itu justru membuatnya bisa memaksimalkan ilmu dari bangku kuliah yang didapatkannya, yakni kuratif, preventif, dan rehabilitatif.

Memasuki tahun kesembilan menjadi personal trainer itu, Alia, yang waktu itu sudah menjabat sebagai manajer nasional pusat kebugaran tersebut, memutuskan pisah jalan.

"Fit In Da Park itu awalnya proyek suka-suka. Itu berawal saat dulu saya bekerja di fitness center, tapi keluar pada September tahun ini karena program saya ditolak hehehe," kata Alia.

"Saya mengajukan bikin latihan bareng yang sifatnya edukasi, untuk kalangan terbatas, untuk teman-teman saja. Tapi, ternyata programnya enggak diterima. Ya sudah saya memutuskan untuk bikin sendiri dan terbuka untuk umum," ujar Alia.

Rupanya, cara itu cukup efektif. Alia bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan olahraga, sia juga bisa bersilaturahmi dengan kelompok yang sama-sama menyukai olahraga atau malah kelompok yang sedang menyukai olahraga di tahap awal.

"Selain itu, saya ibaratkan ini sebagai bentuk sedekah, sedekah bulanan. Belum bisa sedekah harta, saya sedekah ilmu, hehehe," ujar dia.

Alia juga bisa menuntaskan kerinduannya terhadap masa-masa menjadi atlet. Dia menghabiskan sebagian besar waktu di luar ruangan, pagi dan sore hari, untuk berlatih.

Buang Citra Olahraga Mahal

Alia juga berusaha untuk mengajak warga Jakarta untuk menganggap olahraga bisa dilakukan di mana saja dan tidak mahal. Makanya, Alia menularkan program itu di ruang-ruang terbuka publik.

Berdasarkan pengalamannya sebagai personal trainer, Alia juga ingin mengampanyekan olahraga dan peralatannya aman bagi anak-anak.

"Kalau di gym kan banyak alat berat yang menjadi penghambat anak-anak untuk bisa terlibat," ujar pioner lompat galah putri Indonesia itu.


Hide Ads