Catur Dibilang Haram, Percasi: Semoga Makin Terkenal

Catur Dibilang Haram, Percasi: Semoga Makin Terkenal

Mercy Raya - Sport
Jumat, 22 Nov 2019 22:17 WIB
Olahraga catur dianggap haram oleh Ustaz Abdul Somad (Agung Pambudhy/detikSport)
Jakarta - Olahraga catur dianggap haram. Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) mengambil positif penilaian itu.

Catur mendadak menjadi pembicaraan setelah pernyataan Ustaz Abdul Somad tentang hukum catur yang haram dan bukan merupakan olahraga. Dalam ceramahnya pada 2017 di video youtube, UAS menilai catur mubazir waktu karena si atlet hanya bengong.

Menanggapi hal itu, Percasi menanggapi dingin penilaian dari UAS. Mereka mengambil hal positif dari ramainya pernyataan UAS tersebut di linimasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rasanya tidak perlu kami tanggapi sampai (ambil sikap). Nanti tambah ngetop juga. Ini saja saya dengar sudah ditonton jutaan kali rekamannya di youtube," kata Sekretaris Jenderal PB Percasi, Henry Hendratno, kepada detikSport, Jumat (22/11/2019) dalam sambungan telepon.

"Makanya, kalau Percasi secara keseluruhan dingin-dingin saja, cuek saja. Karena ucapan itu dianggap basi dan pernah dilontarkan oleh pemuka agama di Arab Saudi, dan apa responsnya justru Percasi semakin ramai di kawasan Asia Tengah itu," dia menjelaskan.






"Bahkan Indonesia dengan Iran saja kalah padahal kita lebih dahulu dan demokratis daripada negara-negara Arab. Ya, mudah-mudahan juga kita ambil positifnya catur semakin booming. Orang kan ingin buktikan mubazirnya di mana jadi coba-coba main catur juga."

Terlepas dari itu, Henry sebagai pribadi menyayangkan hal itu bisa terlontar oleh UAS.

"Semestinya sebelum mengucapkan atau beri statement harusnya dipikirkan dulu akibatnya. Kami di Percasi tak terlalu menanggapi karena catur pun kini tengah persiapan menghadapi SEA Games dan pekan depan akan berangkat (ke Filipina)," kata Henry.

"Kalau haram tidak mungkin dimasukkan sebagai salah satu cabor (yang dipertandingkan). Jadi kalau saya pribadi, tak perlu lah menilai sesuai haram atau halal. Bahkan mungkin kita melangkah ke tempat yang tak tepat saja kalau dibilang haram. Tapi apa mungkin karena kita ini seharusnya bisa menerima perkembangan saat ini."

"Di mana apapun jenis permainannya, sekarang banyak judi online atau apa, itu tepat mereka nilai. Daripada menilai sesuatu yang sudah berjalan," demikian dia.





(mcy/mrp)

Hide Ads