'Bukan Keperawanan yang Gagalkan Pesenam ke SEA Games, tapi Indisipliner'

'Bukan Keperawanan yang Gagalkan Pesenam ke SEA Games, tapi Indisipliner'

Femi Diah - Sport
Jumat, 29 Nov 2019 14:38 WIB
Foto: Andhika Dwi Saputra
Jakarta - Ketua Harian KONI Jawa Timur, M. Nabil, merespons gaduh pesenam putri, Shalfa Avrila Siani, batal ke SEA Games 2019 Filipina karena dugaan tak perawan. Dia bersikukuh pencoretan itu disebabkan oleh prestasi semata.

Shalfa, 17 tahun, dipulangkan pada pertengahan November 2019 atau setelah empat bulan di pelatnas senam artistik. Dia menggantikan pemilik medali perunggu SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Tazsa Miranda, yang harus menjalani operasi.

Pelatnas senam artistik itu digeber di Gresik, Jawa Timur dan ditangani satu pelatih kepala dan dua asisten pelatih. Mereka berlatih bersama-sama pesenam puslatda Jatim. Shalfa sekaligus merupakan anggota puslatda Jatim, selain pelatnas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Dalam perjalanannya, atlet ini melakukan tindakan indisipliner selama di pelatnas. Beberapa kali terlambat latihan dengan alasan kurang sehat, setelah ditelusuri ternyata pulang malam, pulang pagi," kata Nabil kepada wartawan, Jumat (29/11/2019).

"Dari sisi penampilan, selama empat bulan itu tidak ada perkembangan. Dia dianggap tidak memenuhi standar yang diinginkan kemudian dilakukan degradasi," dia menambahkan.

"Intinya, dia dikeluarkan bukan karena status keperawanan itu, tapi utamanya menyangkut prestasi," dia menegaskan.

SEA Games 2019 kickoff pada 30 November di Manila. Senam memperebutkan 19 medali emas dengan 12 di antaranya dari artistik.



'Bukan Keperawanan yang Gagalkan Pesenam ke SEA Games, tapi Indisipliner'



(fem/din)

Hide Ads